Oleh karena itu, Kementerian BUMN akan menjadi pihak yang terdepan melawan praktik tersebut dengan menyinergikan BUMN agar bisa memproduksi alkes dan bahan bakunya.
"Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak. Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor sehingga--tadi--alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor," kata Erick melalui live streaming di akun Instagram miliknya, Kamis, 16 April 2020.
Erick menambahkan, saat ini Indonesia membutuhkan alat kesehatan yang ternyata 90 persen impor dari luar negeri, termasuk bahan baku obat. Karena itu, peluang mafia memanfaatkan momen ini amatlah besar.
"Jangan semuanya ujung-ujungnya duit terus lalu kita kejebak short term policy, didominasi mafia (impor alkes). Kita harus lawan itu. Pak (Presiden) Jokowi punya keberpihakan akan itu,” lanjutnya.
Erick mengakui, tidak mudah membangun industri nasional, tapi dirinya yakin bisa. Dalam pandangannya, bila saat ini bisa ditekan impor 10 persen, tahun depan akan 30 persen dan berikutnya lagi 50 persen.
"Kita juga tidak antiimpor. Memang beberapa tidak ada yang bisa dilakukan, tetapi untuk yang bisa kita lakukan, harus bisa," ujarnya.
Baca: Erick Sesalkan Hampir Seluruh Alkes dan Obat Masih Impor
Erick juga meminta pihak-pihak bersikap sekarang bukan eranya saling menyalahkan, melainkan era bergotong royong.
Saat ini ia berniat mempertemukan tim penemu ventilator lokal dengan kalangan industri pertahanan yang siap memproduksi ventilator.
Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko sebelumnya menyebut tiga perusahaan yang merupakan industri strategis yang akan bisa terlibat memproduksi ventilator itu ialah PT Len Industri (persero), PT Pindad (persero), dan PT Dirgantara Indonesia (persero).
"Para penemu ventilator-ventilator lokal kita akan sinergikan dengan industri pertahanan kita. Kemarin saya sudah coba kontak yang ada di industri pertahanan untuk coba disinergikan," pungkasnya.
Untuk kebutuhan obat-obatan, Indonesia memiliki holding BUMN farmasi, yakni Bio Farma, yang akan memproduksi obat bagi kebutuhan penanganan pasien covid-19.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News