Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Idha Widi Arsanti mengatakan program PAT difokuskan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab, kebutuhan pangan bakal meningkat pada masa akan datang.
"Program PAT ini difokuskan karena kebutuhan kedepan akan sangat kurang untuk memenuhi kebutuhan pangan yang tersedia. Selain itu kami berharap nantinya ada pemberdayaan KWT yang telah mampu berusaha agar dapat di tularkan ke sekitarnya,” jelas Santi melalui keterangan tertulis, Kamis, 5 September 2024.
Santi menambahkan peran penyuluhan dalam pengawalan PAT sangat krusial. Kehadiran mereka untuk memastikan teknik dan metode yang digunakan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Sehingga hasil yang dicapai dapat maksimal.
"Penyuluh pertanian diharapkan dapat memberikan bimbingan dan dukungan teknis yang diperlukan bagi petani disetiap kabupaten," ujar dia.
Upaya yang dilakukan selama ini berhasil dilakukan di Kabupaten Batola. Panen dilakukan di areal yang masuk dalam program PAT.
Baca juga: Minta Tambahan Anggaran Rp68 Triliun, Mentan: Buat Cetak Sawah 1 Juta Ha |
Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan) Bustanul Arifin Caya menjelaskan lokasi panen berada di hamparan seluas 90 hektare. Varietas yang ditanam petani adalah siam madu dengan provitas mencapai 5.7 ton per hektare.
Varietas padi siam madu disebut disukai oleh masyarakat lokal. Panen dilakukan menggunakan mekanisasi combine harvester.
Bustanul mengapresiasi hasil kerja petani. Sebab, bisa mencapai panen dengan hasil yang bagus.
"Panen padi ini luar biasa, kita bisa lihat hasil kerja petani, semoga harga beras juga bagus," kata Bustanul.
Guna mendukung program Upaya Khusus Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Kalimantan Selatan, Bustanul berharap agar IP segera ditanami kembali selagi masih bisa tanam. Hal itu diharapkan mencapai target PAT di tengah kondisi perubahan iklim bisa menghambat pencapaian target produksi nasional.
“Jika cara kita sama saja dengan tahun lalu (tidak ada upaya khusus), maka kita akan kekurangan pangan, penyuluh pertanian juga proaktif membantu petani di lapangan dalam mendapatkan pendampingan dan bantuan permerintah yang menjadi hak petani seperti pupuk subsidi, benih dan asuransi pertanian”, jelas Bustanul.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kalsel, Amarullah, mengatakan keunggulan dari varietas siam madu. Selain disukai masyarakat, varietas tersebut memiliki umur panen yang lebih cepat, yaitu 120 hari.
Namun, Amarullah menyebut ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Di antaranya, perlu upaya hilirisasi meningkatkan nilai tambah hasil panen, sehingga kesejahteraan petani lebih baik.
"Kendalanya perlu hilirisasi pasca panen, seperti penggunaan mesin penggilingan sedehana, agar keuntungan petani lebih besar”, ungkap Amarullah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News