"Ini menjadi fokus kami baik Kementan, Kemendag, wakil negara kita di sana, dan lainnya, untuk mendorong sarang burung walet agar tidak bersoal di pasar Tiongkok. Tidak ada kuota, asal mampu penuhi persyaratannya. Pasarnya masih terbuka lebar dan kita mampu secara produksi," jelas Syahrul dalam keterangan tertulis, Sabtu, 13 Maret 2021.
Mentan pun berencana untuk menjalin kerja sama khusus dengan Tiongkok terkait sarang burung walet. Apalagi produktivitas sarang burung walet RI sangat diminati pasar global.
"Produktivitas sarang burung walet kita diminati dunia. Saya akan ke Tiongkok lepas pandemi ini, agar ekspor kita ini lebih kuat," ungkap dia.
Sebelumnya, Mentan melepas ekspor sarang burung walet hasil produksi dari Jawa Timur sebanyak 494 kilogram dengan nilai Rp9,9 miliar ke Tiongkok. Ekspor tersebut dilakukan bersama 33 komoditas pertanian unggulan Jawa Timur lainnya senilai Rp140,3 miliar ke 12 negara tujuan.
Provinsi Jawa Timur memiliki 84 rumah walet yang terdaftar dengan sembilan rumah pemrosesan walet. Volume ekspor sarang burung walet di tahun 2020 tercatat sebanyak 245,3 ton dengan nilai mencapai Rp3,5 triliun.
Dari jumlah ini, 26 persen hasil produksi berhasil memenuhi pasar Tiongkok dan sisanya diserap pasar ekspor negara lain seperti Australia, Amerika Serikat, Hong Kong, Kanada, Singapura, Taiwan, Jepang, Malaysia, dan Vietnam.
Selain itu, tren peningkatan ekspor sarang burung walet Jawa Timur sepanjang 2021 mencapai 51,3 ton dengan nilai Rp661,3 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News