Ilustrasi kawasan industri. Foto: Medcom.id
Ilustrasi kawasan industri. Foto: Medcom.id

Rebut Peluang Investasi, Kemenperin Fasilitasi Pembangunan Kawasan Industri

Husen Miftahudin • 25 Maret 2021 20:45
Jakarta: Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong  pengelola kawasan industri di Tanah Air untuk terus melakukan ekspansi guna merebut peluang adanya rencana investasi baru dan relokasi pabrik dari sejumlah sektor manufaktur skala global. Langkah strategis ini diyakini dapat memacu pemulihan ekonomi nasional di tengah dampak pandemi covid-19.
 
"Salah satu kebijakan yang dijalankan Kemenperin dalam memacu pertumbuhan sektor industri yakni memfasilitasi pembangunan kawasan industri," kata Direktur Jenderal Ketahanan, Perwilayahan, dan Akses Industri Internasional (KPAII) Kemenperin Eko S.A. Cahyanto dalam siaran persnya, Kamis, 25 Maret 2021.
 
Eko juga memberikan apresiasi kepada pengelola kedua kawasan milik BUMN tersebut lantaran upaya pengembangan infrastruktur maupun manajerial kawasannya sudah dilakukan secara baik. Namun ia meminta agar kedua kawasan tersebut melebarkan investasi mereka di luar kawasan, karena kedua kawasan ini merupakan kawasan industri generasi kedua.

"Kemenperin selaku pembina kawasan industri, akan terus mengakomodasi hal-hal yang dibutuhkan para pengelola dalam menarik minat investor masuk ke dalam kawasan industri. Misalnya, memfasilitasi usulan-usulan KBN dan JIEP untuk patokan penetapan tarif sewa, perjanjian penggunaan tanah bagi tenant, peluang kerja sama dengan PMA, dan penyelesaian masalah HPL dan HGB di atas HPL di dalam kawasan," sebut dia.
 
Ia mengemukakan bahwa kedua kawasan tersebut sedang  merencanakan untuk melakukan ekspansi di luar lokasi eksisting. Untuk KBN, dalam proses pengembangan kawasan industri baru di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.
 
Adapun nilai investasi pembangunan KI Takalar diproyeksi mencapai Rp10 triliun, yang akan berfokus pada industri daur ulang logam nonbesi (recycle nonferrous metal) mulai dari pemisahan, pemurnian, peleburan, pencetakan, hingga penggabungan komponen.
 
KI Takalar telah masuk dalam proyek strategis nasional sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Rencana alokasi  ruang KI Takalar berdasarkan masterplan seluas 3.500 hektare (ha), dengan pembangunan tahap pertama seluas 350 ha yang telah diterbitkan izin lokasinya.
 
"Sedangkan JIEP sendiri sedang dalam proses pengembangan KI Manyingsal Subang bersama konsorsium BUMN lainnya. Pengembangan KI Manyingsal Subang ini merupakan gabungan antara tiga BUMN, yaitu PT PP, PT RNI, PT JIEP dengan Perusda Kabupaten Subang," ungkap Eko.
 
KI Manyingsal Subang yang memiliki luas 1.500 ha ini memiliki beberapa keunggulan dari sisi aksesibilitas, di antaranya berjarak hanya satu km menuju Tol Cipali, 11 km menuju jalan nasional Pantura, 14 km menuju Stasiun KA Pegaden, 45 km menuju Pelabuhan Patimban, dan 76 km menuju Bandara Kertajati.
 
Eko menegaskan, pihaknya akan memfasilitasi kemudahan proses pengembangan dua KI baru tersebut. Contohnya, dukungan infrastruktur dan pembebasan  lahan yang harus dibantu oleh pemerintah pusat.
 
"Saat ini kami tengah memperjuangkan agar pemerintah pusat ikut andil dalam proses penyediaan infrastruktur melalui pengusulan APBN Kementerian/Lembaga terkait dan proses pembebasan lahan melalui skema Pengadaan Lahan Bagi Kepentingan Umum," tutup Eko.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan