Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pembatasan ini dilakukan agar tidak ada oknum yang menjual kembali daging tersebut. Pasalnya daging kerbau beku ini dijual dengan harga Rp80 ribu per kg atau lebih murah dari harga daging di pasaran.
"Kita tidak akan melayani untuk puasa dan Lebaran ini untuk partai yang besar. Misalnya ada orang yang mau borong 100 kg, pasti tidak dikasih, karena kita berharap ini untuk kebutuhan konsumen yang membutuhkan bukan untuk diperjualbelikan lagi," kata dia dalam video conference di Jakarta, Senin, 26 April 2021.
Ia menambahkan, pembatasan ini juga diharapkan bisa memaksimalkan jangkauan masyarakat untuk mendapat harga daging yang murah. Dengan begitu, Buwas menyebut, bisa menghindari spekulasi lonjakan harga daging sehingga sulit dijangkau masyarakat.
Secara keseluruhan, kuota daging kerbau yang disediakan oleh Bulog adalah 13 ribu ton. Tak hanya daging kerbau beku saja, Bulog juga membuka penjualan untuk daging sapi lokal seharga Rp90 ribu jauh di bawah rata-rata harga pasaran yang bisa mencapai Rp130 ribu.
"Tidak ada belinya sistem borong, tadi dibatasi setiap orang hanya maksimal dua kg. Itulah sebabnya kita tidak mau jualnya besar-besaran supaya stabilisasi harga, peran Bulog ada di situ, kebutuhan masyarakat bisa merata, tidak lagi diperjualbelikan," ungkapnya.
Saat ini penjualan daging secara online baru menjangkau tujuh kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, dan Makassar. Selain itu, Bulog juga tetap membuka operasi pasar bekerja sama dengan Rumah Pangan Kita (RPK) yang ada di daerah.
"Jadi program Bulog ke depan itu, ini harus menjangkau seluruh Indonesia. Jadi harapan kita tidak ada lagi masyarakat yang dirugikan. Maka sekali lagi Bulog sedang membangun sistem, membangun sarana prasarana bagaimana untuk Bulog ke depan kita bisa melakukan pelayanan terbaik dengan harga murah," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News