Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat produksi nikel Indonesia pada 2019 sebesar 800 ribu ton. Sementara di posisi kedua dan ketiga ditempati oleh Filipina dan Rusia dengan produksi masing-masing 420 ribu ton dan 270 ribu ton.
"Kita merupakan produsen terbesar di dunia. Sulawesi merupakan daerah dengan cadangan nikel terbesar," kata Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono dalam webinar masa depan hilirisasi nikel Indonesia, Selasa, 13 Oktober 2020.
Data Badan Geologi per Juli 2020 mencatat total sumber daya bijih nikel Indonesia mencapai 11,88 juta ton. Sementara total cadangan bijih nikel mencapai 4,34 juta ton.
Ia mengatakan kendati memiliki cadangan bijih dalam jumlah besar, namun cadangan tersebut harus ditambang dengan menggiatkan eksplorasi agar bisa menghasilkan produk.
Saat ini kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh pemegang izin usaha pertambangan (IUP) maupun IUP khusus (IUPK) sebanyak empat kegiatan. Serta eksplorasi yang dilakukan oleh pemegang izin kontrak karya (KK) sebanyak satu kegiatan.
"Kami di Badan Geologi menggiatkan eksplorasi, untuk itu kami merekomendasikan wilayah baru sebagai wilayah usaha pertambangan," jelas Eko.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News