Waktu tersebut digunakan untuk melakukan pembahasan plan of development (POD) monitoring progres proyek, pembahasan aspek komersial, pengadaan early production facility (EPF), pembuatan facility sharing agreement (FSA) untuk main oil storage Tempino yang dikelola PT Pertamina (Persero). Sehingga produksi dapat minyak lapangan tersebut dapat direalisasikan pada Senin, 29 Maret 2021.
"Selama lima bulan, SKK Migas dan SRMD melakukan pembahasan dan pelaksanaan kegiatan di lapangan secara simultan sehingga hari ini lapangan tersebut dapat berproduksi sekitar 600-700 bpod (barel minyak per hari)," kata Direktur Operasi SKK Migas Julius Wiratno dalam keterangan resmi, Senin, 29 Maret 2021.
Produksi minyak tersebut selanjutnya dikirim dan diolah di Kilang Plaju. Di samping itu, dalam kurun waktu tersebut dengan dukungan SKK Migas, juga dilakukan pembahasan OTA (Oil Transportation Agremeent) dengan Pertagas untuk pemanfaatan Pipa Tempino-Plaju, kesepakatan bersama dengan Pertamina EP-BWP Meruap untuk penggunaan fasilitas unloading Tempino, dan pembahasan kegiatan trucking dari Belato ke Tempino.
Kepala Perwakilan SKK Migas Wilayah Sumbagsel Adiyanto Agus Handoyo mengatakan pengembangan proyek ini sangat cepat. Jika diperhitungkan dari persetujuan POD yang diberikan SKK Migas pada 12 Maret 2021, maka kegiatan produksi dapat dilakukan dalam waktu 17 hari. Serta tidak ada kecelakaan kerja selama kegiatan pengeboran dan pembangunan fasilitas.
"Semoga proses pembangunan seluruh fasilitas juga dapat dilakukan dengan cepat, sehingga peningkatan produksi menjadi 1.700 bopd dari lapangan tersebut," kata Adiyanto.
Kinerja SRMD diperkirakan akan melonjak 64 persen dibandingkan dengan produksi di 2020. Serta ditambah dengan peningkatan produksi di lapangan lainnya, maka diharapkan kinerja di 2021 akan mencapai produksi 4.750 bopd atau bertambah 79 persen dibandingkan produksi 2020 sebesar 2.640 bopd.
Julius menambahkan pecapaian ini tidak hanya memberikan dampak positif bagi produksi minyak nasional, namun memberikan keyakinan bahwa KKKS kecil juga masih memiliki potensi pengembangan minyak dan gas di wilayah kerjanya.
Berdasarkan capaian 2020, produksi minyak KKKS kecil secara keseluruhan mencapai 60.838 bopd atau sebesar 8,59 persen terhadap produksi minyak secara nasional. Adapun secara kinerja, capaian KKKS kecil di2020 hanya tercapai sekitar 90 persen, begitu pula sepanjang 2021 yang masih belum mencapai target.
"Pencapaian target tahun ini akan menjadi landasan kuat bagi upaya merealisasikan target jangka panjang 2030 yaitu produksi minyak satu juta bopd dan gas 12 BSCFD (miliar standar kaki kubik per hari)," pungkas Julius.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News