Presiden ke-46 AS, Joe Biden. Foto: CNET/Getty Images.
Presiden ke-46 AS, Joe Biden. Foto: CNET/Getty Images.

Biden Ingin Beralih dari Minyak, Pengamat: Tak Semudah Itu

Suci Sedya Utami • 09 November 2020 18:40
Jakarta: Kemenangan Joe Biden dalam bursa pemilihan presiden AS kemungkinan bakal membawa perubahan bagi sektor energi. Saat kampanye, Biden pernah melontarkan pernyataan bakal membawa AS untuk beralih dari industri minyak.
 
Pengamat Energi dari Reforminer Institute Komaidi Notonegoro mengatakan apa yang disampaikan oleh Biden hanya sebagai jargon kampanye, dan tidak mudah untuk dilakukan. Menurut Komaidi, AS belum sepenuhnya siap untuk meninggalkan energi fosil dan beralih pada energi baru terbarukan (EBT) atau energi ramah lingkungan.
 
"Apa yang disampaikan Biden agak berat untuk diimplementasikan," kata Komaidi pada Medcom.id, Senin, 9 November 2020.

Ia bilang, kebutuhan energi AS cukup besar. Di sisi lain EBT belum cukup untuk menggantikan pemenuhan energi fosil. Apalagi jika bicara aspek harga, EBT lebih mahal dibandingkan energi fosil.
 
Selain itu, kata Komaidi, AS merupakan negara dengan basis industri yang memerlukan energi murah. Tentunya, kebutuhan energi murah itu tidak bisa dipenuhi dengan EBT saat ini. Ia bilang apabila menggunakan EBT, maka produk AS berpotensi kalah saing, terutama dengan produk Tiongkok yang selama masa pemerintahan Presiden AS Donald Trump dianggap sebagai kompetitor utama produk AS.
 
"(Makin disalip) karena Tiongkok cuek pakai batu bara, yang penting murah," tutur Komaidi.
 
Sebelumnya, Joe Biden berjanji akan membawa AS beralih dari industri minyak jika terpilih sebagai presiden. Mengekang polusi menjadi alasan utama mengapa dia ingin melakukan hal tersebut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan