Berdasarkan data yang dirilis BPS, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada triwulan I-2020 tumbuh sebesar 2,97 persen. Melambat dibanding capaian triwulan I-2019 sebesar 5,07 persen. Lesunya perekonomian mendorong sejumlah sektor usaha harus beradaptasi bahkan melakukan shifting.
"Ada sektor tertentu yang dampaknya sangat besar dan mendalam, dan ada juga sektor-sektor tertentu yang menikmati financial benefit karena meningkatnya permintaan akan kebutuhan-kebutuhan tertentu. Tapi mostly, sektor-sektor lainnya mengalami kesulitan, apalagi sektor health and humanitarian services," ujar International Contact Partner RSM Indonesia Angela Simatupang saat video conference Dreya Forum 'Strategi Menghadapi New Normal Baru' di Jakarta, Jumat, 5 Juni 2020.
Dia mengatakan, ada banyak masalah yang kemudian membebani sektor-sektor usaha. Misalnya, kolapsnya permintaan konsumen, perubahan regulasi yang signifikan, interupsi pada rantai pasok, pengangguran, sehingga resesi ekonomi yang diambang pintu.
"Customer demand-nya collapse, itu sudah seperti rantai lingkaran setan. Kuncinya adalah menjaga cash flow, karena cash is king. Kemudian me-maintain likuiditas, karena kita sekarang punya krisis likuiditas," ungkap Angela.
Karena itu, tegas Angela, organisasi bisnis harus bisa berpikir strategis dan terstruktur untuk bisa pulih. Semua hal harus direncanakan dengan matang, tidak bisa dengan rencana yang bersifat ad hoc. Hal terpenting, imbuh dia, adalah memahami dimana posisi perusahaan dalam lingkungan bisnis.
"Untuk mengambil keputusan strategis, kita harus mengerti di mana posisi organisasi kita dalam lingkungan bisnis. Di dalam market atau ekosistem bisnis kita, apakah kita leading dibandingkan kompetitor? Apakah kita mampu men-shutdown operation kita, dan kemudian membukanya tanpa berpengaruh apapun setelah pandemi berakhir? Apakah kita malah bangkrut atau menjadi leader? Itu harus dipikirkan terlebih dahulu," paparnya.
Menurutnya setelah memahami posisi tersebut, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara untuk kembali ke posisi yang diinginkan. Dengan rencana aksi yang berbeda, tegas dia, maka rencana mitigasinya pun berbeda pula.
"Dalam bisnis itu, bukan hanya survive, kita harus bisa sustain. Kita tidak bisa berpikir hanya sampai Desember atau akhir tahun saja. Apakah organisasi kita sudah siap untuk new normal? Apakah kita masih berpikir untuk mengerjakan proyek dengan orang-orang yang sama? Karena kalau kita mengerjakan proyek dengan orang-orang yang sama dengan laju yang sama, maka risiko gagal akan lebih tinggi," tutur Angela.
Dalam dunia bisnis, shifting sebenarnya bukan hal yang baru. Terutama sejak internet dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Melalui stategi shifting, diharapkan para pelaku usaha dapat bangkit dari krisis yang diakibatkan oleh pandemi covid-19. Pelaku usaha juga dapat beradaptasi menghadapi new normal yang mungkin tidak akan kembali seperti semula.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id