"Tahun ini LNG berat untuk para produsen," ungkap Deputi Keuangan dan Monetisasi SKK Migas Arief Handoko, saat FGD Manajemen SKK Migas-Pemred Media Massa Nasional, dalam diskusi virtual, di Jakarta, Senin, 15 Juni 2020.
Sampai saat ini, tambah dia, SKK Migas baru menjual 72 kargo. Bahkan, belum mencapai target dari kilang Tangguh dan kilang Bontang yang seluruhnya berjumlah 122 kargo.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Faktor covid-19 harganya drop. Kondisi LNG sekarang jadi bias market, karena suplai tinggi sehingga harga jatuh, karena banyak negara yang bisa menjadi penyuplai," jelasnya.
Namun demikian, dirinya berharap menjelang akhir tahun atau mulai September 2020, harga akan membaik.
Berdasarkan data penjualan Mei 2020, serapan LNG terutama untuk pasar domestik turun tajam menjadi hanya dua kargo dibandingkan serapan kuartal I-2020 yang mencapai 13 kargo.
Ketidakmampuan penyerapan oleh pasar domestik terutama terjadi pada PLN sebagai pembeli utama LNG dalam negeri yang tidak mampu menyerap secara optimal. Penurunan penyerapan gas PLN dan juga sektor industri disebabkan oleh kondisi covid-19 yang berdampak terhadap terbatasnya pergerakan barang dan orang, sehingga banyak pabrik mengurangi kegiatan operasinya atau bahkan harus menghentikan produksi sementara.
Hal tersebut berdampak terhadap berkurangnya konsumsi energi pada sektor industri. Kondisi penurunan kebutuhan energi pada industri, komersial dan perkantoran selama masa pandemi ini akibatnya berdampak terhadap kebutuhan energi oleh PLN.
(AHL)