Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata menyebut pentingnya pengelolaan dan optimalisasi aset yang menghasilkan nilai dan membawa manfaat besar bagi negara. Apalagi aset negara adalah salah satu alat penting untuk mempercepat laju perekonomian.
"Berbagai strategi dilakukan oleh DJKN dan LMAN untuk meningkatkan nilai tambah dan manfaat aset, salah satunya adalah menggandeng kerjasama dengan pihak swasta," kata dia di Gedung LMAN, Jakarta Pusat, Jumat, 6 Maret 2020.
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari menjelaskan LMAN mendayagunakan seluruh sumber daya dan kompetensi, serta mengedepankan sinergi dan kolaborasi dalam melakukan optimalisasi aset negara. Dan kami sadar, bahwa optimalisasi aset negara bukan hanya berbicara untuk manfaat finansial semata, melainkan juga manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat.
"LMAN berupaya untuk selalu mengedepankan kolaborasi dan sinergi, salah satunya adalah kolaborasi dengan milenial dan swasta untuk menggarap optimalisasi aset negara eks wisma Pertamina di Jalan Dipati Ukur Bandung, untuk dijadikan co-working space guna mendukung ekonomi kreatif," katanya.
Per 31 Desember 2019, nilai total aset LMAN sebesar Rp29,2 triliun, yang terdiri dari aset properti senilai Rp748 miliar dan aset di Kawasan kilang Bontang dan Lhokseumawe senilai Rp28 triliun. Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan LMAN pada 2019 adalah senilai Rp720 miliar.
Selain aset di Jl. Dipati Ukur Bandung, beberapa aset negara yang saat ini telah ditingkatkan nilainya adalah ruko Taman Kedoya di Jakarta Barat yang telah lama terbengkalai, kini direnovasi dan disewakan kepada pihak swasta yang bergerak di bidang manufaktur. Selain itu ada juga ruko tak berpenghuni di kawasan Caringin, Jakarta Pusat, yang kini direnovasi dan dijadikan Puskesmas.
Di kawasan Jl. Majapahit, Jakarta Pusat, ada Ruko Majapahit Permai yang awalnya kosong dan rusak, kini telah direnovasi dan disewakan kepada pihak swasta. Gedung kantor LMAN juga merupakan contoh peningkatan nilai tambah atas aset negara dimana dulunya merupakan gedung bank yang dilikuidasi pada tahun 1998.
"Aset tersebut disulap oleh LMAN menjadi gedung perkantoran berkonsep co-working space dan mendukung digitalisasi kerja. Hal itu merupakan cerminan budaya kerja LMAN dan diharapkan akan menjadi nilai yang dibawa oleh LMAN dalam melaksanakan tugas yang strategis yaitu meningkatkan nilai tambah atas aset negara," jelasnya.
Dalam skala yang lebih besar, ada optimalisasi aset PT Arun di Lhokseumawe, Aceh Utara. Pengelolaan aset di Kawasan Kilang Lhokseumawe telah menghasilkan PNBP sebesar Rp120 miliar pada 2019. Selain itu masih ada manfaat sosial yang bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar.
"Manfaat sosial yang didapatkan masyarakat dari pengelolaan aset tersebut adalah kerja sama pinjam pakai Rumah Sakit Arun dengan Pemerintah Kota Lhokseumawe untuk menunjang peningkatan layanan kesehatan masyarakat Arun dan sekitarnya, sekolah, tempat ibadah, serta fasilitas sosial lainnya," ungkap dia.
Selain aset di Lhokseumawe, ada juga aset kilang di Kawasan Bontang Kalimantan Timur yang digunakan untuk likuifaksi gas. Aset ini telah menghasilkan PNBP sebesar Rp612 miliar di 2019 dan juga berkontribusi pada masyarakat Indonesia di bidang ketahanan energi nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News