Ekonom LPEM FEB UI Muhammad Hanri mengatakan para pekerja yang dirumahkan ini berasal dari mereka yang sebelumnya bekerja di mal, bioskop, maupun ruko lantaran aktivitas sektor tersebut memang dibatasi selama PPKM.
"Kita punya sekitar 3,43 juta (di Jawa-Bali) dan 1,67 juta (luar Jawa-Bali) yang tidak bekerja ketika PPKM darurat ataupun PPKM level tiga maupun level empat," katanya dalam video conference, Rabu, 4 Agustus 2021.
Ia menambahkan, para pekerja ini rata-rata memiliki pendapatan antara Rp1 juta sampai Rp1,4 juta per bulannya. Dengan dibatasinya operasional di sektor mereka bekerja selama PPKM, tentunya pendapatan mereka pun bisa berkurang.
"Rata-rata pendapatan mereka di sekitar Rp1 juta sampai dengan Rp1,4 juta sebulan. Ini relatif bukan orang yang tanda kutip punya resiliensi kuat terhadap disrupsi ekonomi," ungkapnya.
Meski pemerintah telah memberikan berbagai program bantuan sosial (bansos) bagi masyarakat, ia menilai pekerja di sektor ini tidak seluruhnya terjangkau. Bahkan hanya 0,59 persen saja dari mereka yang bisa mengakses bantuan program kartu prakerja.
"Ada sekitar 90 persen dari sejumlah orang tadi yang sangat terdampak akibat PPKM. Mereka itu butuh fresh money atau BLT, sedangkan seperti (bantuan) listrik dan air mereka butuhkan juga karena harus tetap bayar meskipun enggak kerja," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News