Kepala BPS Suhariyanto mengatakan kenaikan impor barang konsumsi ini disebabkan oleh adanya impor kebutuhan Ramadan dan Idulfitri. Meskipun share dari impor tersebut hanya 10 persen dari total impor yang didominasi bahan baku.
"Ada beberapa komoditas yang kenaikannya cukup tinggi. Pertama adalah raw sugar, itu kita impor dari India. Kedua bawang putih yang kita impor dari Tiongkok," katanya dalam video conference di Jakarta, Kamis, 20 Mei 2021.
Selain dua komoditas tadi, impor barang konsumsi yang juga mengalami kenaikan adalah impor anggur segar dari Tiongkok dan impor untuk daging beku dari Australia. Akibatnya, impor barang konsumsi juga naik 34,11 persen dibandingkan April tahun lalu.
BPS sebelumnya mencatat impor Indonesia mengalami penurunan 2,98 persen dibandingkan dengan Maret 2021 yang sebesar USD16,79 miliar. Meskipun secara tahunan, impor Indonesia masih meningkat 29,93 persen dari April tahun lalu sebesar USD12,54 miliar.
"Secara year on year impor kita mengalami kenaikan. Bahkan kalau kita lihat posisi pada bulan April ini impor kita jauh lebih tinggi dibandingkan posisi bulan April 2019 yang pada waktu itu masih sebesar USD15,4 miliar," ungkapnya.
Secara kumulatif sejak Januari-April 2021, impor Indonesia tercatat sebesar USD59,67 miliar. Jumlah ini naik 15,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD51,7 miliar. Sementara impor nonmigas naik 15,39 persen menjadi USD52,51 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News