Ilustrasi industri besi baja. Dok. Istimewa
Ilustrasi industri besi baja. Dok. Istimewa

Kembangkan Industri Baja, GRP dan GRD Lepas Saham 95%

Achmad Zulfikar Fazli • 05 Juni 2024 17:43
Jakarta: Perusahaan besi baja, PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) dan perusahaan afiliasinya, PT Gunung Garuda (GRD), telah selesai melakukan proses pelepasan sahamnya sebesar 95 persen di anak perusahaannya, PT Nusantara Baja Profil (NBP). Saham mayoritas dipegang Yamato Kogyo Corporation (YKC) 45 persen, Siam Yamato Steel (SYS) 35 persen, dan Hanwa Indonesia (HWI) 15 persen, anak perusahaan dari Hanwa Co., Ltd (Hanwa).
 
Pelepasan saham ini dilakukan untuk pengembangan industri bisnis baja. Bersamaan dengan akuisisi ini, NBP mengubah nama dan identitasnya menjadi Garuda Yamato Steel (GYS).
 
“Dengan kekuatan finansial kolektif dan keahlian operasional mitra investasi kami, GYS berada dalam posisi yang baik untuk menjadi perusahaan baja struktural terkemuka di wilayah ini," ujar Presiden Direktur Garuda Yamato Steel, Tony Taniwan, dalam keterangan tertulis, Rabu, 5 Juni 2024.

Tony mengatakan pihaknya ke depan akan meluncurkan produk baja baru untuk menangkap peluang pasar yang luar biasa di Indonesia dan terus memperluas margin melalui inisiatif efisiensi produksi perusahaan.
 
Dia menjelaskan upaya kolaboratif perusahaan sejalan dengan proyeksi pertumbuhan konsumsi baja nasional yang diperkirakan mencapai 18,3 juta ton pada tahun 2024 dengan peningkatan 5,2 persen.
 
Selain itu, ada 41 proyek prioritas strategis di sektor konstruksi, termasuk pengembangan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang membutuhkan sekitar 9,5 juta ton baja, terdapat peluang besar bagi produsen baja mendukung pengembangan infrastruktur Indonesia.
 
Secara kolektif, investor strategis akan fokus pada pertumbuhan kehadiran mereka di Asia Tenggara dan mampu membawa sinergi melalui keahlian mereka dalam bisnis baja struktural, jaringan pengadaan dan pemasaran global, serta kekuatan finansial.
 
“Penyesuaian strategi ini tidak hanya menciptakan nilai nyata bagi pemegang saham tetapi juga memperkuat posisi keuangan GRP, memberdayakan manajemen untuk fokus lebih lanjut pada peningkatan daya saing dan upaya keberlanjutan perusahaan,” kata Direktur Keuangan GRP, Roymond Wong.
 
Baca Juga: Bangun Kemandirian Bangsa Lewat Pengembangan Industri Baja

Dia menyampaikan transaksi ini merupakan puncak dari perjalanan transformasi yang dimulai sejak awal 2020.
 
Dengan selesainya akuisisi ini, GRP akan fokus pada bisnis baja lembaran serta berubah menjadi produsen baja dengan emisi karbon terendah di wilayah tersebut. Ini termasuk investasi modal yang signifikan untuk mengadopsi cara pembuatan baja rendah karbon yang paling maju, efisien secara energi, dan terbukti secara teknologi.
 
Chairman Executive Committee GRP, Kimin Tanoto, menyampaikan perusahaan akan terlibat secara intensif dengan para pemangku kepentingan mengembangkan standar baja rendah emisi di Indonesia.
 
“Visi kami untuk masa depan GRP terletak pada baja rendah emisi dan menandakan komitmen kuat kami dan dukungan terhadap inisiatif pemerintah Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060. Ini membutuhkan lompatan besar teknologi baja canggih bertemu dengan kebutuhan mendesak kita untuk mengatasi perubahan iklim," ujar dia.
 
Menurut dia, akan ada gangguan pasar besar-besaran saat kebijakan karbon di seluruh dunia menekan rantai pasokan untuk memberikan solusi rendah karbon dan pemain yang tidak dapat beradaptasi tidak akan bertahan.
 
“Kami telah menunjukkan kepada dunia bahwa tim kami di GRP dapat memberikan hasil bahkan di saat-saat paling sulit untuk menghasilkan hasil yang luar biasa bagi semua pemangku kepentingan. Kali ini tidak berbeda. Beralih ke rendah emisi adalah strategi bisnis yang cerdas yang dapat meningkatkan profitabilitas, kemampuan untuk menarik bakat terbaik, dan daya saing pasar," ujar dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan