Untuk penduduk yang hanya mengenyam pendidikan SD ke bawah, Dia menjelaskan, mereka siap menerima berbagai jenis pekerjaan. Sementara mereka yang lulusan D-IV, S1, S2, dan S3 tidak.
"Tingkat SD ke bawah itu bersedia menerima pekerjaan apapun sehingga tingkat pengangguran rendah. Sementara di jenjang pendidikan tinggi, lantaran biasanya dengan bekal pendidikan tinggi itu memilih-milih pekerjaan sehingga tingkat pengguran terbukanya masih tinggi sekali," ungkapnya, dalam sebuah konferensi pers, Senin, 9 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan data BPS, tingkat pengangguran penduduk dengan tingkat pendidikan SD ke bawah pada Februari 2022 sebesar 3,09 persen. Sementara untuk penduduk dengan tingkat pendidikan D-IV, S1, S2, dan S3 pada Februari 2022 sebesar 6,17 persen.
Kemudian untuk tingkat pengangguran penduduk dengan jenjang pendidikan akhir SMA dan SMK masing-masing sebesar 8,35 persen dan 10,38 persen. Lalu untuk tingkat pengangguran kependudukan dengan pendidikan akhir D1, D2, dan D3 sebanyak 6,09 persen.
BPS sebelumnya juga telah merilis jumlah pengangguran pada Februari 2022 sebesar 8,4 juta orang. Angka tersebut turun 350 ribu dibandingkan dengan jumlah pengangguran di Februari 2021 yang sebanyak 8,75 juta.
"Jumlah pengguran itu turun sebesar 350 ribu orang yaitu dari 8,75 juta orang menjadi 8,4 juta pada Februari 2022," ucap Margo.
Margo menjelaskan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2022 sebesar 5,83 persen, turun sebesar 0,43 persen poin dibandingkan dengan Februari 2021. Kendati demikian, penurunan angka tersebut belum mengartikan kondisi ketenagakerjaan yang membaik.
"Secara umum, kondisi ketenagakerjaan kita membaik dibandingkan dengan Februari 2021 tetapi kalau kita bandingkan dengan sebelum krisis pandemi kondisi ketenagakerjaan belum sepenuhnya pulih," pungkasnya.