"Prakiraan pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh perbaikan konsumsi rumah tangga dan investasi nonbangunan, serta tetap positifnya pertumbuhan konsumsi pemerintah," ujar Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan BI secara virtual, Kamis, 17 Maret 2022.
Di sisi eksternal, lanjut Perry, kinerja ekspor diprakirakan tetap baik, meskipun tidak setinggi pertumbuhan pada kuartal sebelumnya. Hal ini seiring dengan dampak geopolitik dan tertahannya aktivitas perdagangan global.
"Secara spasial, kinerja ekspor yang tetap kuat terutama terjadi di wilayah Jawa, Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) dan Bali-Nusa Tenggara (Balinusra)," paparnya.
Perry bilang bahwa sejumlah indikator ekonomi dalam negeri hingga awal Maret 2022 tercatat tetap baik, seperti penjualan eceran, keyakinan konsumen, penjualan semen, dan mobilitas masyarakat di berbagai daerah.
Ke depan, sebut dia, kinerja ekonomi diprakirakan tetap baik ditopang oleh akselerasi vaksinasi, kebijakan persyaratan perjalanan yang lebih longgar, pembukaan ekonomi yang semakin meluas, serta berlanjutnya stimulus kebijakan Bank Indonesia, pemerintah, dan otoritas terkait lainnya.
"Dengan perkembangan itu, pertumbuhan ekonomi pada 2022 diprakirakan tetap berada dalam kisaran 4,7 persen sampai 5,5 persen," pungkas Perry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News