Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: dok Kementan.
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: dok Kementan.

Mentan Beberkan Pentingnya Teknologi Smart Farming

Ade Hapsari Lestarini • 25 Januari 2022 19:49
Jakarta: Kementerian Pertanian (Kementan) meningkatkan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian untuk menggenjot produktivitas, produksi pertanian yang bernilai jual tinggi hingga ekspor. Caranya yakni melalui Training Of Trainer (TOT) Smart Farming bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian.
 
Pasalnya, smart farming adalah sistem pertanian berbasis teknologi yang dapat membantu petani meningkatkan hasil panen secara kuantitas dan kualitas, sehingga menjadi kunci agar sektor pertanian terus eksis di tengah dampak perubahan iklim dan pandemi covid 19.
 
"ToT smart farming adalah upaya menembus langit dan ToT ini tidak boleh gagal karena memperlihatkan perubahan paradigma dan transformasi pertanian dari cara-cara tradisional ke cara-cara modern melalui smart farming. ToT menjelaskan kalau kita masih seperti dulu, kita tinggal tunggu kematian, tidak bisa menjawab tantangan dan tertinggal dalam kehidupan," ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahan pada ToT Smart Farming bagi widyaiswara, dosen, guru dan penyuluh pertanian yang dihelat Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) secara virtual, Selasa, 25 Januari 2022.

Mentan Syahrul menjelaskan pentingnya penerapan smart farming. Hal ini karena pertanian saat ini dan ke depannya dihadapkan dengan tantangan besar yakni perubahan iklim dan pandemi covid 19. Menghadapi tantangan perubahan iklim bukan dengan cara-cara klasik, tapi harus dengan smart farming karena perkembangan ke depannya yang membuat lahan semakin sempit, jumlah penduduk senakin besar dan lainnya mengharuskan penggunaan teknologi yang smart.
 
"Oleh karena itu, hadirnya ToT penting karena membangun pertanian itu tidak boleh berspekulasi. Jika ini terjadi negara akan kekurangan pangan, masyarakat kesulitan mendapatkan pangan. Tapi dengan ToT, bertani tidak harus di lahan luas dan penanganan pertanian dari hulu ke hilir menjadi tepat dan terukur," jelasnya.
 
"Kemudian, digitalisasi pertanian menjadi efektif dan penggunaan mekanisasi semakin maju sehingga produksi terus meningkat dengan kualitas yang tinggi dan pendapatan petani semakin naik," imbuh SYL.
 
SYL pun berharap adanya ToT smart farming dapat lebih masif menarik minat generasi milenial untuk terjun pertanian. Pasalnya, kemajuan pertanian turut didukung generasi milenial karena memiliki semangat berinovasi yang tinggi untuk melakukan cara-cara yang baru terhadap penanganan pertanian yang maju, mandiri dan modern.
 
"Biasanya yang muda-muda itu lebih mudah tertransfer teknologi pertanian modern. Karena terbukti, petani milenial yang kita asistensi rata-rata penghasilanya ada yang puluhan juta, Rp400 juta dan bahkan ada yang sampai Rp2 miliar. Pemasaran hasil pertanian by digital, bisa jual dari desanya sendirinya," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan