Adapun total utang BUMN mencapai Rp1.640 triliun di 2022 (unaudited). Sementara itu, investasi perusahaan-perusahaan BUMN sebesar Rp4.709 triliun dalam periode yang sama.
"Kami tekankan soal persepsi BUMN banyak utang tidak dijaga dengan ekuitas baik, itu salah. Kita bisa lihat modal kita Rp3.150 triliun (di 2022 unaudited), dibandingkan dengan utang itu jauh lebih kecil utangnya. Kita mendorong agar utang ini lebih sehat," ungkap Erick Thohir dalam Rapat kerja (Raker) dengan Komisi VI DPR RI, Senin, 13 Februari 2023.
Menteri BUMN mencontohkan ada perbaikan pembayaran utang PT PLN (Persero) sebesar Rp96 triliun, dari tadinya Rp500 triliun menjadi Rp404 triliun. "Jadi, utang yang sesuai kontraknya kita bayar tepat waktu, salah satunya di PLN," tambahnya.
Erick Thohir juga mengungkapkan laba bersih konsolidasi seluruh BUMN mencapai Rp303,7 triliun di 2022 (unaudited). Angka ini naik sekitar Rp179 triliun dari realisasi di 2021 sebesar Rp125 triliun.
Baca juga: Top! Kementerian BUMN Akselerasi Transformasi dengan Ekonomi Hijau |
Menteri BUMN kemudian menjelaskan performa perusahaan-perusahaan BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) lebih baik ketimbang perusahaan swasta.
Hal ini terlihat dari data capital gain atau selisih antara harga beli dan harga jual suatu saham di perusahaan swasta mencetak 5,9 persen dari total shareholder return (TSR) 10,8 persen dari periode 2019 hingga Juli 2022. Kumulatif dividen swasta tercatat sebesar 4,9 persen dari TSR.
Sementara, capital gain perusahaan BUMN sebesar 8,2 persen dari 18 persen TSR dari periode 2019 hingga Juli 2022 dengan kumulatif dividen sebesar 9,8 persen dari TSR.
"Ketika ada yang berinvestasi di saham BUMN, dia bisa mendapatkan pemasukan dari dividennya. Lalu, kita lihat capital gain kita lebih tinggi dari private sector (swasta). Makanya, pas acara di Bursa Efek Indonesia, penghargaan BUMN lebih banyak," ucapnya.
*Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id*
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News