Kelapa Sawit. Foto: AFP
Kelapa Sawit. Foto: AFP

Pembebasan Pungutan Ekspor Diperpanjang Sampai di Harga CPO USD800 per MT

Annisa ayu artanti • 31 Oktober 2022 21:24
Jakarta: Pemerintah kembali memperpanjang pembebasan pungutan ekspor (PE) produk kelapa sawit mulai 1 November 2022 hingga Desember 2022.
 
Pungutan ekspor sebesar USD0 per MT ini berlaku hingga harga referensi minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) lebih besar sama dengan USD800 per MT.
 
“Insentif ini kita pertahankan, tarif USD0 per MT diperpanjang sampai referensi harga lebih besar atau sama dengan USD800 per MT," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai melakukan rapat secara hybrid dengan Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dikutip Senin, 31 Oktober 2022.

Ia menjelaskan, kebijakan ini diterapkan karena Harga Indeks Pasar (HIP) Biodiesel lebih tinggi daripada HIP solar sehingga belum ada pembayaran insentif biodiesel.
 
"Karena sekarang harganya masih sekitar USD713 per MT, jadi tarif PE USD0 per MT berlaku sampai bulan Desember. Tetapi begitu harga naik ke USD800 per MT, tarif PE USD0 per MT tersebut tidak berlaku," jelasnya.
 
Baca juga: Gapki Soroti Ketidakseimbangan Pasokan Pasar Minyak Nabati Dunia 

Penyesuaian terhadap skema tarif pungutan ekspor diharapkan memberikan efek keadilan dan kepatutan terhadap distribusi nilai tambah yang dihasilkan dari rantai industri kelapa sawit dalam negeri.
 
Pungutan yang dipungut dari ekspor dikelola dan disalurkan kembali untuk fokus pembangunan industri kelapa sawit rakyat.
 
Ketersediaan dana dari pungutan ekspor dapat meningkatkan akses pekebun swadaya terhadap pendanaan untuk perbaikan produktivitas kebun dan mendekatkan usaha pada sektor yang memberikan nilai tambah lebih.
 
Di sisi lain, rapat juga memutuskan untuk melakukan percepatan realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) dengan beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti yakni akan dilakukan pembahasan lebih lanjut melalui tim teknis yang melibatkan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Pertanian, Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, dan BPDPKS serta mendorong penanaman tanaman sela di lahan PSR yang mencakup komoditas jagung, kedelai dan sorgum sebagai bagian dari program ketahanan pangan.
 
Terkait PSR, Airlangga mengatakan perlu dilakukan perbaikan agar selisih harga TBS pekebun mitra dan non mitra semakin mengecil dan Rakor Komrah berikutnya khusus PSR dilakukan pada pertengahan November agar dapat diperoleh perencanaan PSR dalam kerangka penanaman tanaman sela pada Desember 2022.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan