"Dalam menghadapi tantangan ke depan, khususnya pelaksanaan transisi energi, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas. Yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga dapat menciptakan inovasi di bidang ESDM," kata Arifin, dilansir dari Antara, Selasa, 4 Oktober 2022.
Arifin mengatakan, pemerintah terus berupaya mengantisipasi kebijakan energi global, yang saat ini arah kebijakannya menuju energi bersih, rendah emisi, dan ramah lingkungan. Adapun salah satu wujud keseriusan pemerintah dalam penerapan energi bersih adalah menjadikan isu transisi energi sebagai salah satu pilar Presidensi G20 Indonesia.
Melalui tema 'Memperkuat Sistem Energi Global yang Lebih Bersih dan Transisi yang Berkeadilan dalam Pemulihan Berkelanjutan', pemerintah menekankan pada isu utama yaitu aksesibilitas energi, teknologi energi bersih, dan pendanaan.
Baca: Dongkrak Pariwisata, Menparekraf Targetkan Bawa Ribuan Digital Nomad dari Singapura |
Untuk mencapai tujuan tersebut, kata dia, memerlukan sumber daya manusia yang berkualitas dan penuh inovasi. "Hal ini tentu memberikan semangat kepada kita semua, termasuk generasi muda untuk dapat berkontribusi lebih pada sektor ini," ujarnya.
Lebih lanjut, Arifin menyampaikan, Kementerian ESDM telah menyusun langkah mencapai Net Zero Emission pada 2060 melalui sejumlah strategi antara lain: Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) secara masif, termasuk hidrogen dan nuklir,
Kemudian Retirement PLTU secara bertahap; Penggunaan teknologi bersih melalui Carbon Capture and Storage (CCS), Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS), serta pemanfaatan kendaraan listrik dan kompor induksi; Pengembangan jaringan gas rumah tangga; Pemanfaatan biofuel; dan penerapan manajemen energi dan standar kinerja energi yang minimum.
"Dalam periode transisi energi itu, energi fosil, migas, dan batu bara masih memiliki peran penting untuk dikembangkan sebelum energi yang lebih bersih tersedia," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News