"2020 QRIS telah diperkenalkan di kota Ambon, dan hari ini mulai kita kenalkan sistem transaksaksi digital bagi para pedagang pasar," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, dilansir dari Antara, Jumat, 16 April 2021.
Ia mengatakan, sistem transaksi nontunai bernilai penting bagi kehidupan masyarakat, yang harus beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Penggunaan QRIS masyarakat dapat bertransaksi dengan aman dan nyaman karena tidak perlu membawa uang tunai, tetapi cukup menggunakan aplikasi.
"Tidak perlu khawatir dengan penggunaan transaksi nontunai, karena transaksi tercatat dan masuk ke rekening pedagang," ungkapnya.
Pada 2018, kata Richard, Ambon telah ditetapkan menjadi salah satu dari 100 Smart City di Indonesia. Oleh karena itu Pemerintah telah mempersiapkan masyarakat untuk terbiasa menggunakan teknologi dalam aktivitas sosial.
Dengan dimulainya peluncuran di pasar Transit Passo, jumlah merchant maupun masyarakat yang menggunakan QRIS sebagai sistem pembayaran nontunai akan bertambah.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Maluku, Noviarsano Manullang mengatakan, pihaknya mendorong sistem pembayaran non tunai dengan aplikasi karena perkembangan teknologi digital semakin pesat.
Sejak diluncurkan pada 2020, sudah ada 15.750 merchant QRIS di Maluku dari 30 ribu yang ditargetkan.
"Teknologi dan perekonomian kita semakin maju, untuk itu kita perlu beradaptasi dengan perubahan dengan mendorong pembayaran nontunai. Jika dulu masyarakat masih pakai ATM, Kartu Kredit, tapi sekarang cukup scan barcode saja," ujarnya.
Untuk meningkatkan penggunaan aplikasi pembayaran nontunai, BI mengajak semua aparatur pemerintah dapat menjadi contoh bagi masyarakat. "Aparatur pemerintah yang mempunyai daya beli yang cukup stabil kita harapkan dapat meningkatkan penggunan QRIS," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News