Jakarta: Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mendorong Provinsi Aceh untuk mengembangkan energi baru terbarukan (EBT). Nantinya Aceh dapat menjadi kawasan percontohan green industrial park.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), peluang pengoptimalan EBT di Aceh mencapai 25,31 gigawatt (GW). Besaran tersebut terdiri dari 1,2 GW energi panas bumi, 16,4 GW energi surya, 6,6 GW energi hidro, 0,98 GW energi angin dan 0,22 GW bioenergi.
Salah satu lokasi yang akan difokuskan untuk EBT adalah Kawasan Industri (KI) Ladong. Kawasan tersebut bakal menjadi magnet penggerak perekonomian di wilayah Aceh.
“Saran saya, koordinasikan dengan Menteri ESDM dengan Menteri Perindustrian untuk membuat Aceh Green Industrial Park supaya arah kita ke sana, mengingat kita punya potensi EBT yang besar," kata Luhut dalam rapat koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah, Selasa, 20 April 2021.
Sepakat dengan Luhut, Gubernur Aceh Nova Iriansyah meyakini pengembangan energi terbarukan di Aceh dapat menjadi primadona karena masyarakat dan industri sudah mulai berpindah dari energi fosil ke EBT.
Sebagai penunjang KI Ladong, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga berencana mengembangkan sektor transportasi di antaranya pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda dan Pelabuhan Malahayati.
Selain itu, Aceh mengupayakan pembangunan konektivitas dan aksesibilitas transportasi darat mencakup pembangunan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten atau kota yang seluruhnya memerlukan penanganan lebih lanjut. Terutama rute Langsa-Lhokseumawe-Sigli perlu menjadi perhatian.
Kemudian ada enam dermaga penyeberangan yakni Ulee Lheue, Balohan, Lamteng, Sinabang, Labuhan Haji, dan Singkil. Serta sembilan pelabuhan laut yaitu Sabang, Malahayati, Krueng Geukueh, Kuala Langsa, Calang, Meulaboh, Sinabang, Tapak Tuan, dan Singkil.
Luhut menambahkan Uni Emirat Arab (UEA) akan menanamkan investasi senilai kurang lebih USD500 juta. Untuk menunjang investasi tersebut, diperlukan pembangunan infrastruktur yang mumpuni, seperti pendirian Pelabuhan Singkil dan Bandara Syekh Hamzah Fansyuri.
Mengenai progres pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhoukseumawe, kegiatan utama di lokasi ini meliputi pembangunan dan pengelolaan kawasan, industri energi, industri petrokimia, industri pengolahan kelapa sawit, dan logistik yang akan melibatkan 40 ribu orang pada 2027. Di dekat KEK Arun juga terdapat Bandara Malikul Saleh yang landasan pacunya (runway) direncanakan akan diperpanjang.
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), peluang pengoptimalan EBT di Aceh mencapai 25,31 gigawatt (GW). Besaran tersebut terdiri dari 1,2 GW energi panas bumi, 16,4 GW energi surya, 6,6 GW energi hidro, 0,98 GW energi angin dan 0,22 GW bioenergi.
Salah satu lokasi yang akan difokuskan untuk EBT adalah Kawasan Industri (KI) Ladong. Kawasan tersebut bakal menjadi magnet penggerak perekonomian di wilayah Aceh.
“Saran saya, koordinasikan dengan Menteri ESDM dengan Menteri Perindustrian untuk membuat Aceh Green Industrial Park supaya arah kita ke sana, mengingat kita punya potensi EBT yang besar," kata Luhut dalam rapat koordinasi percepatan pembangunan infrastruktur dan pengembangan wilayah, Selasa, 20 April 2021.
Sepakat dengan Luhut, Gubernur Aceh Nova Iriansyah meyakini pengembangan energi terbarukan di Aceh dapat menjadi primadona karena masyarakat dan industri sudah mulai berpindah dari energi fosil ke EBT.
Sebagai penunjang KI Ladong, pemerintah melalui Kementerian Perhubungan juga berencana mengembangkan sektor transportasi di antaranya pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda dan Pelabuhan Malahayati.
Selain itu, Aceh mengupayakan pembangunan konektivitas dan aksesibilitas transportasi darat mencakup pembangunan jalan nasional, jalan provinsi, jalan kabupaten atau kota yang seluruhnya memerlukan penanganan lebih lanjut. Terutama rute Langsa-Lhokseumawe-Sigli perlu menjadi perhatian.
Kemudian ada enam dermaga penyeberangan yakni Ulee Lheue, Balohan, Lamteng, Sinabang, Labuhan Haji, dan Singkil. Serta sembilan pelabuhan laut yaitu Sabang, Malahayati, Krueng Geukueh, Kuala Langsa, Calang, Meulaboh, Sinabang, Tapak Tuan, dan Singkil.
Luhut menambahkan Uni Emirat Arab (UEA) akan menanamkan investasi senilai kurang lebih USD500 juta. Untuk menunjang investasi tersebut, diperlukan pembangunan infrastruktur yang mumpuni, seperti pendirian Pelabuhan Singkil dan Bandara Syekh Hamzah Fansyuri.
Mengenai progres pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun Lhoukseumawe, kegiatan utama di lokasi ini meliputi pembangunan dan pengelolaan kawasan, industri energi, industri petrokimia, industri pengolahan kelapa sawit, dan logistik yang akan melibatkan 40 ribu orang pada 2027. Di dekat KEK Arun juga terdapat Bandara Malikul Saleh yang landasan pacunya (runway) direncanakan akan diperpanjang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News