"Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi di bawah koordinasi Kementerian Riset dan Teknologi telah mencanangkan beberapa program untuk dapat meningkatkan pemanfaatan garam lokal untuk sektor industri," kata Agus melalui keterangan tertulis, Jumat, 9 Oktober 2020.
Menperin mengungkapkan program yang telah berjalan tersebut, antara lain implementasi teknologi garam tanpa lahan dari rejected brine Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Kemudian mendorong pabrik pemurnian garam rakyat menjadi garam industri.
"Ini telah dibangun di Gresik dengan kapasitas 40 ribu ton," ucap Agus.
Selanjutnya dilakukan perbaikan lahan penggaraman dengan pembenahan lahan pergaraman terintegrasi minimum 400 hektare. Bahkan, potensi lahan garam juga dimaksimalkan.
"Pemerintah juga mendorong investasi pembangunan lahan garam industri di Nusa Tenggara Timur serta mendorong revitalisasi dan pengembangan pabrik garam farmasi oleh PT Kimia Farma," lanjutnya.
Agus pun meminta masukan dari para pelaku industri pengolahan garam sebelum menerbitkan kebijakan terkait. Misalnya ahli PT Unichem Candi Indonesia menyebut produksi garam konsumsi beryodium dalam negeri dengan metode pencucian dan rafinasi sudah memanfaatkan teknologi.
"PT Unichem Candi Indonesia merupakan salah satu industri pengolahan garam yang memasok garam sebagai bahan baku bagi industri makanan dan minuman, pengeboran minyak," tambah dia.
Hingga kini PT Unichem Candi Indonesia satu-satunya yang menggunakan teknologi automation dan robotic system. Hal tersebut sejalan dengan langkah prioritas nasional implementasi peta jalan Making Indonesia 4.0.
"Dengan teknologi yang telah dimiliki oleh perusahaan, kami berharap PT Unichem Candi Indonesia dapat berpartisipasi aktif dalam upaya-upaya pemerintah untuk dapat menyubstitusi kebutuhan impor garam, serta terus meningkatkan penyerapan garam lokal untuk diolah menjadi garam konsumsi maupun garam industri," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News