Ilustrasi. FOTO: Kementerian ESDM
Ilustrasi. FOTO: Kementerian ESDM

Sudah Melejit Lebih dari 200%, Harga Batu Bara Dunia Diprediksi Terus Melambung

Husen Miftahudin • 07 Maret 2022 18:02
Jakarta: Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi dan Batu Bara Indonesia (Aspebindo) Anggawira mengatakan berlanjutnya perang antara Rusia dan Ukraina membuat reli harga batu bara belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.
 
Sepanjang Februari 2022, harga batu bara sudah menguat sebesar 38,22 persen secara month over month. Memasuki Maret 2022, harga batu bara kembali tancap gas dengan menyentuh level USD446 per ton. Bahkan, jika dihitung secara year to date, harga batu bara telah menguat hingga 233,83 persen.
 
"Akibat perang Rusia-Ukraina, apabila pasokan gas alam dan minyak dari Rusia masih terputus, maka pemanfaatan kembali energi fosil, termasuk batu bara berpotensi membesar. Ini akan meningkatkan permintaan di tengah ketatnya pasokan batu bara di tingkat global," ungkap Anggawira, dalam siaran persnya, Senin, 7 Maret 2022.

Rusia merupakan salah satu produsen minyak dan gas alam utama dan terbesar di dunia. Ekspor dua komoditas energi itu mewakili setengah dari penjualan luar negeri negara itu. Rusia, yang sekarang sedang terlibat dalam perang sengit di Ukraina, menyediakan sekitar 40 persen gas alam Eropa.
 
"Saya rasa penguatan harga batu bara juga akibat musim dingin yang berkepanjangan di negara yang memiliki empat musim baik di Asia, Asia Tengah, Eropa, Amerika. Hal ini yang juga membuat permintaan batu bara semakin meningkat," paparnya.

Beralih ke batu bara

Anggawira memprediksi produksi yang stagnan dengan harga minyak mentah dunia di atas USD100 per barel dan harga gas alam yang juga masih tinggi, orang-orang akan beralih ke batu bara.
 
"Peluang ini sangat baik untuk para pemasok batu bara di Indonesia, namun banyak hal-hal yang perlu dicermati bukan hanya semata-mata tergiur dengan terus meningkatnya harga batu bara," tegas dia.
 
Dia menyampaikan perlunya strategi, bukan hanya dari para pemasok batu bara tapi juga dari pemerintah agar para pemasok tidak tergiur untuk melulu mengekspor batu bara. Dengan begitu, maka kebutuhan batu bara di dalam negeri juga ikut terpenuhi.
 
"Kita harus bisa memaksimalkan peluang ini, namun juga harus berhati-hati agar langkah yang diambil oleh pemasok batu bara tidak membawa Indonesia menghadapi dampak negatif dan juga tidak mengakibatkan inflasi," tutup Anggawira.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan