"Jadi dua kali lipat dari jatah awalnya yang 16 KL per hari," kata Humas Pertamina Patra Niaga Kalimantan Susanto Satria, dilansir dari Antara, Kamis, 14 April 2022.
Dengan jatah sebanyak itu, dipastikan semua kendaraan dan truk yang antre akan terlayani. Bila terlihat tetap ada antrean panjang karena memang yang antre adalah truk-truk besar tronton dan trailer dengan sumbu roda minimal tiga dan beroda 10.
Pengelola SPBU menyediakan lima nozzle (penuang) untuk melayani pembelian solar subsidi agar semua terlayani lebih cepat lagi. Di sisi lain, Satria menambahkan, penyesuaian stok solar subsidi di SPBU Km 13 adalah untuk menyelaraskan dengan Surat Edaran Wali Kota Balikpapan tertanggal 1 April 2022.
Perwali tersebut mengatur bahwa ada 5 SPBU di Balikpapan, yakni SPBU Kebun Sayur, SPBU Gunung Malang, SPBU Km 9 dan SPBU Km 15 Jalan Soekarno-Hatta, dan SPBU Km 13 Kariangau.
Kemudian, agar tujuan pengaturan itu tercapai, yaitu untuk menjaga keamanan, ketertiban, dan kondusivitas penyaluran bahan bakar jenis solar subsidi dan tidak hanya bagi yang antre, tapi juga untuk masyarakat pengguna jalan dan layanan SPBU lainnya.
"Akan lebih aman dan nyaman bila truk-truk besar antre di Km 13, karena di sana jalannya lebar," kata Wali Kota Rahmad Mas’ud pada kesempatan terpisah.
Di jalan itu relatif tidak ada lalu lintas selain truk yang ke Pelabuhan Petikemas Kariangau atau pun ke PLTU. Dengan demikian menghindarkan truk-truk besar ada di jalan-jalan kota. Adapun kendaraan pengguna solar lainnya dengan ukuran lebih kecil seperti truk beroda empat atau enam dengan dua sumbu roda tetap bisa mendapatkan solar di keempat SPBU lainnya.
Sampai dengan akhir Maret lalu, di Balikpapan terjadi antrean panjang truk pengguna solar di empat SPBU penyedia solar subsidi. Para sopir mengeluh kepada Wali Kota Rahmad Mas’ud bahwa mereka harus antre hingga tiga hari tiga malam hanya untuk mendapatkan solar, yang sebelumnya bisa didapat dengan dua jam antre saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News