Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan jika insentif penggunaan kompor listrik tersebut sebesar Rp1 juta per keluarga, maka memerlukan dana insentif sekitar Rp8,3 triliun.
"Itu artinya ada penambahan dana sekitar Rp8,3 triliun itu yang perlu dialokasikan," sebutnya dalam Outlook Energy 2022, Rabu, 23 Februari 2022.
Jika dibandingkan dengan alokasi subsidi LPG yang dikeluarkan pemerintah setiap tahun, insentif penggunaan kompor listrik sangat kecil. Ia menyebut subsidi untuk LPG yang dialokasikan pada 2021 sebesar Rp56,8 triliun. Lalu di 2022 sebesar Rp61 triliun, dan pada 2024 sebesar Rp71 triliun.
Menurutnya, program konversi kompor gas ke kompor listrik adalah upaya untuk menekan impor LPG dan menghemat pos subsidi di APBN. "Jadi ini sebenarnya kecil sekali," ujar dia.
Peralihan dana subsidi ini tengah dibahas di internal PLN, kemudian akan disampaikan kepada pemerintah. Insentif ini, lanjutnya, sangat tepat dianggarkan supaya masyarakat tidak keberatan untuk berpindah menggunakan kompor listrik.
"Coba bayangkan kalau sudah punya kompor diganti dengan kompor baru harus menggunakan biaya tambahan bagi keluarga tersebut, itu tentu saja akan berat. Itu pertama dukungan seperti itu," ucap dia.
Selain insentif bagi masyarakat yang kurang mampu, lanjut Darmawan, dukungan yang akan diberikan oleh PLN bagi masyarakat mampu yang menggunakan kompor listrik adalah kemudahan penambahan daya, khususnya untuk pelanggan 2200 VA ke atas.
"Kemudian juga kita melihat mereka sudah punya kemampuan secara ekonomi sehingga kita akan memfasilitasi penambahan daya yang lebih gampang," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News