Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan penyaluran solar subsidi telah terpenuhi hingga mengalami kenaikan sekitar 10 persen.
"Saat ini pasokan nasional untuk solar aman, lebih dari 1,9 juta kiloliter per hari atau mencakup kebutuhan 23 hari," ungkapnya dalam keterangan resmi, Kamis, 31 Maret 2022.
Pertamina mengaku merelaksasi penyaluran kuota solar, khususnya untuk daerah yang sudah melebihi kuota sehingga dilakukan upaya normalisasi dengan penambahan pasokan solar subsidi sesuai permintaan di wilayah yang mengalami antrean.
Sebanyak 95 kapal yang dioperasikan melalui Pertamina International Shipping mendistribusikan BBM ke seluruh Indonesia.
Pertamina melalui Pertamina Patra Niaga juga mengerahkan lebih dari 4.000 truk pengangkut BBM hingga ke pelosok negeri.
Selain itu, lanjut Nicke, upaya lain yang dilakukan Pertamina adalah melakukan koordinasi dengan aparat untuk pengamanan penyaluran solar subsidi dan penindakan penyelewengan solar subsidi.
"Kami sudah bekerja sama untuk berkoordinasi dengan Intelijen Keamanan Kepolisian Republik Indonesia di seluruh wilayah distribusi," ujar Nicke.
Nicke menambahkan Pertamina juga melakukan koordinasi ke pemerintah daerah terkait keterbatasan penetapan kuota solar subsidi dan meminta dukungan regulasi untuk mengatur penyaluran solar subsidi.
Pasalnya, konsumsi solar subsidi mencapai 93 persen dari total penjualan produk solar Pertamina. Sedangkan sisanya yang tujuh persen adalah konsumsi solar nonsubsidi.
"Perlu ketentuan yang lebih tegas agar angkutan industri menggunakan solar nonsubsidi. Pemerintah daerah merekomendasikan ke pengusaha daerah, industri wajib menggunakan solar nonsubsidi," tegasnya.
Kuota retail solar subsidi di 2022 yang ditetapkan untuk disalurkan Pertamina sebesar 14,05 juta kiloliter atau turun lebih dari lima persen dibandingkan kuota di 2021 yang sebesar 14,85 juta kiloliter.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News