Muria Batik Kudus. Foto: Dokumen Pertamina
Muria Batik Kudus. Foto: Dokumen Pertamina

Kisah Inspiratif Muria Batik Kudus, Selamatkan Warisan Leluhur dan Bangkitkan Kemandirian Disabilitas

Annisa ayu artanti • 11 Juni 2025 16:38
Jakarta: Di tengah gempuran modernisasi, tak banyak yang peduli dengan warisan budaya yang terancam punah. 
 
Tapi, di Kudus, Jawa Tengah, ada seorang pahlawan batik bernama Yuli Astuti. Melalui brand Muria Batik Kudus yang dirintisnya sejak 2005, Yuli tak hanya berjuang melestarikan keindahan batik Kudus yang sempat terancam punah, tapi juga menebar asa dan kemandirian bagi mereka yang sering terpinggirkan seperti perempuan, disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, hingga lansia.
 
Kisah Yuli Astuti ini semakin bersinar terang setelah Muria Batik Kudus berhasil menjadi salah satu pemenang dalam ajang bergengsi Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024. 

Merajut asa untuk Batik Kudus

Batik Kudus, dengan motif khas dan filosofi mendalamnya, sempat berada di ambang kepunahan. Ironisnya, karena minimnya minat generasi muda untuk meneruskan tradisi membatik. 

Melihat kondisi ini, Yuli Astuti tak tinggal diam. Belasan tahun dia mendedikasikan dirinya untuk mendidik generasi pembatik baru.
 
"Saya ingin melatih mereka supaya bisa mandiri," kata Yuli Astuti saat mengikuti acara Sustainability Implementation Mentoring & Monitoring kedua Pertapreneur Aggregator di Kudus, Jawa Tengah, dikutip Rabu, 11 Juni 2025.
 
Yuli dengan sabar mengajari anak-anak muda di sekitarnya cara menggunakan canting, merajut motif, hingga menghasilkan lembaran batik yang indah. Berkat kegigihannya, kini ada banyak pembatik muda yang siap meneruskan estafet warisan budaya ini.
 
Baca juga: Bertahan di Tengah Serbuan Printing, Batik Ini Setia Pada Lilin dan Tradisi

Muria Batik Kudus, rumah inklusif untuk pemberdayaan sesama

Selain melestarikan batik, Muria Batik Kudus juga menjadi surga bagi mereka yang membutuhkan dukungan dan kemandirian. 
 
"Waktu kerjanya sangat fleksibel agar mereka bisa menjaga keseimbangan antara kerja dan keluarga," ucap Yuli.
 
Tak berhenti di situ, Muria Batik Kudus juga membuka pintu bagi para disabilitas, anak-anak berkebutuhan khusus, dan kaum rentan seperti lansia. Yuli percaya bahwa setiap orang punya potensi dan berhak mendapatkan kesempatan untuk berkarya dan mandiri.
 
Saat ini, Muria Batik Kudus telah menjadi aggregator bagi 10 usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya, yang sebagian besar bergerak di industri kreatif dan tekstil. Ini menunjukkan bahwa semangat kolaborasi dan pemberdayaan Yuli menular ke UMKM lain.
 
Inisiatif Yuli Astuti ini tak luput dari perhatian. Berkat dedikasinya dalam melestarikan batik Kudus dan menciptakan usaha yang inklusif, Muria Batik Kudus meraih dua juara sekaligus di ajang Pertamina Pertapreneur Aggregator 2024. Penghargaan ini tidak hanya berupa pengakuan, tapi juga hibah alat produksi senilai Rp70 juta dari PT Pertamina (Persero). Ia pun menargetkan bisa merangkul 10 hingga 15 UMKM lagi ke depannya.
 
Manfaat lain yang dirasakan Yuli adalah bantuan alat pengolah limbah. Sebelumnya, ia mengolah limbah batik secara manual yang memakan waktu lama. Kini, prosesnya jadi lebih cepat, efektif, dan efisien.
 
"Limbah kami sekarang tidak mencemari lingkungan dan bisa digunakan lagi,” ujar Yuli. Ini menunjukkan komitmen Muria Batik Kudus terhadap keberlanjutan lingkungan.

Dari Kudus hingga mancanegara

Kini, produk-produk Muria Batik Kudus bukan hanya dikenal di dalam negeri. Batik-batik indah hasil karya Yuli, anak muda, perempuan, dan kaum rentan yang diasuhnya telah berhasil menembus pasar internasional! Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, hingga Thailand kini menjadi destinasi ekspor batik inklusif ini.
 
Vice President CSR & SMEPP Pertamina, Rudi Ariffianto, menjelaskan Pertapreneur Aggregator memang diadakan untuk mencetak UMKM aggregator yang bisa membantu usaha kecil lain naik kelas. Para pesertanya adalah lulusan program pendampingan Pertamina, UMK Academy.
 
Selain hibah alat produksi, para pemenang Pertapreneur Aggregator, termasuk Muria Batik Kudus, juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan eksklusif selama setahun. Tujuannya agar mereka menjadi UMKM aggregator yang tangguh, mandiri, berdaya saing, serta memberikan dampak nyata bagi lingkungan sekitar.
 
"Komitmen Pertamina untuk mengembangkan UMKM selaras dengan Asta Cita Pemerintahan Prabowo-Gibran, khususnya poin ketiga, yaitu menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, dan mengembangkan industri kreatif,” ungkap Rudi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan