Site visit tersebut dipimpin langsung oleh Chief Risk Officer IIF, Lestari Andaluscia Umardin dan Senior Infrastructure Specialist ADB, Kin Wai Chan. Lestari menyampaikan, pembangunan proyek ini diharapkan menjadi solusi ketersediaan air bersih bagi masyarakat di Dumai.
“Penyediaan akses air bersih saat ini merupakan suatu tantangan yang membutuhkan solusi yang komprehensif, sehingga proyek DTP menjadi solusi yang sangat baik bukan hanya bagi masyarakat sekitar, namun juga bagi kepentingan industri,” kata dia dalam keterangan tertulisnya, Senin, 25 November 2024.
Baca juga: IIF Dukung Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia |
Berdasarkan informasi dari Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), cakupan pelayanan air bersih di kota Dumai pada 2018 hanya sebesar 22,17 persen. Sedangkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), sektor industri dan domestik mendominasi permintaan air di kota Dumai pada 2010.
“Dengan demikian, adanya gap antara ketersediaan layanan dan permintaan yang cukup tinggi. Hal tersebut tentunya menjadi potensi bisnis guna meningkatkan akses air minum bagi masyarakat kota Dumai,” ungkapnya.
Kunjungan lapangan ini bertujuan untuk memantau secara langsung progres pembangunan infrastruktur air bersih yang merupakan bagian dari proyek Sentra Penyediaan Air Minum (SPAM). Hingga 2024, total penyerapan air bersih melalui DTP telah mencapai 3,19 juta meter kubik (M3) serta pertumbuhan jumlah pelanggan DTP menjadi 8.165 pelanggan.
“Kemitraan antara IIF dan DTP merupakan bukti nyata dari sinergi antara sektor swasta dan pemerintah dalam mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Kedua pihak optimis bahwa proyek ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat Kota Dumai dan sekitarnya,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News