MarkPlus Industry Roundtable melakukan survei terkait kondisi sektor asuransi dan kebiasaan nasabah asuransi di era covid-19 ini. Dari 105 responden yang diambil sebagai sampel, terlihat hanya 16,2 persen yang mengklaim asuransi selama covid-19.
Selain itu, 51,2 persen responden menganggap asuransi sebagai elemen sangat penting setelah mengetahui ada pandemi covid-19. Lalu 51,4 persen responden langsung menghubungi asuransi mereka masing-masing di masa covid-19, hanya 50 persen yang merasa terpuaskan dengan layanan diberikan.
Di sisi lain, hanya 45,7 persen responden yang langsung dihubungi perusahaan asuransi dan 77 persen dihubungi lewat e-mail. Sementara 42 persen responden mencari informasi asuransi lain yang bisa melindungi mereka dari covid-19, karena kurangnya pengetahuan akan produk asuransi sebelumnya apakah sudah terlindungi covid-19 atau belum.
"Saya menyebutnya windfall. Kalau di masa ini perusahaan Anda sedang tumbuh positif, seharusnya layanan pelanggan dimaksimalkan," kata Founder and Chairman MarkPlus Inc Hermawan Kartajaya melalui keterangan tertulisnya, Rabu, 6 Mei 2020.
Hermawan menyebut bahwa perusahaan asuransi perlu lebih banyak melakukan pemasaran karena momentum positif ini hanya akan berlangsung sementara. Pandemi covid-19 cepat atau lambat akan berakhir.
"Harus servicing, jangan disia-siakan karena setelah covid-19 momentum seperti sekarang tidak akan terjadi lagi," ungkapnya.
Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnain sepakat bahwa industri asuransi perlu memanfaatkan peluang. Sebab, edukasi nasabah masih kurang terhadap produk asuransi masih menjadi pekerjaan rumah bagi industri ini.
"Masa covid-19 menjadi kesempatan buat brand untuk meningkatkan komunikasi terkait produk-produk asuransi. Selain itu brand harus mulai menggeser fokus layanannya menjadi online sebagai jawaban atas banyaknya masyarakat bekerja dari rumah. Jangan hanya branding dari segi bisnis, tapi saya setuju harus ada peningkatan edukasi dan layanan," ungkap Karin.
Perlunya perubahan telah dilakukan Asuransi Sinar Mas yang mayoritas operasional sebelumnya dilakukan secara offline. Direktur Asuransi Sinar Mas Dumasi Samosir mengatakan bahwa garda terdepan mereka seperti sales dan marketing telah dipersenjatai untuk bekerja online dari rumah.
"Sekarang agility nomor satu, bagaimana transformasi dari yang serba offline menjadi online. Termasuk memonitor nasabah kami yang menjadi suspect maupun positif, semua online," ungkapnya.
Namun memang tidak semua pemain asuransi merasakan windfall atau tumbuh di saat covid-19. Pemain seperti Jasa Raharja sudah pasti mengalami penurunan klaim asuransi dari biasanya. Hal itu karena mobilitas masyarakat menggunakan kendaraan berkurang.
Menurut Direktur Manajemen Risiko dan Teknologi Informasi Jasa Raharja Wahyu Wibisono, terjadi penurunan klaim sebesar 30 persen di masa covid-19. Meski begitu, ia meyakini kesadaran masyarakat akan perlindungan asuransi akan kembali meningkat usai pandemi.
"Namun tetap tidak akan besar. Bukan masalah edukasi saja, tapi saya melihat ekosistem di kita memang belum siap," jelas Wahyu.
Terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup terpukul karena pandemi covid-19 yang hanya 2,97 persen, Hermawan tetap melihat hal ini sebagai hal positif. Walau jauh dari angka biasanya di kisaran lima persen, ia yakin angka tersebut masih jauh lebih baik dibanding negara-negara lain terdampak covid-19.
"Termasuk juga untuk pemain asuransi. Walau ekonomi turun, sekarang bisa menjadi momentum tepat untuk menunjukan betapa pentingnya asuransi bagi nasabah. Sekali lagi harus maksimalkan layanan saat ini, agar pada saat covid-19 selesai bisa tumbuh lebih baik dari sekarang," tutup Hermawan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id