Luhut mengatakan dalam mendatangkan investasi dan juga untuk melakukan loncatan teknologi memang dibutuhkan sharing atau transfer pengetahuan dari negara lain. Lagi pula, kata Luhut, tenaga kerja asing yang didatangkan merupakan para ahli yang memang berpengalaman di bidangnya dan tidak tersedia di Indonesia.
"Untuk melakukan loncatan teknologi kita harus share pengalaman dengan orang lain. Kita beruntung telah melakukan sharing teknologi sejak enam tahun lalu. Kita butuh lima tahun lagi ke depan untuk bisa menjadi mandiri agar bisa menjadi negara maju," kata Luhut dalam webinar bertema investasi di masa pandemi, Sabtu, 25 Juli 2020.
Luhut membenarkan memang baru-baru ini ada 500 tenaga kerja asing didatangkan di proyek hilirisasi lithium battery. Namun para ahli yang didatangkan tersebut mampu mencetak atau menciptakan 5.000 lapangan kerja baru.
Ia bilang lapangan kerja tersebut bukan kaleng-kaleng untuk posisi jabatan yang rendah, namun untuk menjadi ahli-ahli yang dilatih sambil bekerja di sana. Sejalan dengan hal tersebut juga dilakukan perbaikan mutu politeknik atau tempat pelatihan. Luhut bilang sebelumnya
"Itu yang sedang terjadi. Jadi kalau ada yang ribut-ribut (soal tenaga kerja asing), anda merusak masa depan republik dan masa depan generasimu," tutur dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan dibandingkan jumlah pekerja asing, jumlah pekerja lokal yang diberdayakan saat ini lebih banyak. Dari total hampir 45 ribu pekerja, yang berasal dari Tiongkok sebanyak 3.000-an dan sisanya Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id