Jakarta: Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus dengan Amerika Serikat (AS) selama Januari hingga Juni 2020. Meski begitu, neraca dagang Indonesia masih mengalami defisit dengan Tiongkok.
"Dengan beberapa negara masih surplus, Januari-Juni masih surplus USD4,76 miliar dengan Amerika Serikat," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Rabu, 15 Juli 2020.
Tak cuma AS, Indonesia juga mencatat surplus neraca perdagangan dengan India sekitar USD3 miliar atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu sebesar USD3,57 miliar dan dengan Belanda USD1,05 miliar juga lebih rendah dari USD1,18 miliar di Januari-Juni 2019.
Dengan Tiongkok, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit USD5,31 miliar. Pada kuartal I-2020, defisit dengan Negara Tirai Bambu tersebut sebeesar USD2,94 miliar, kemudian pada April defisit USD1,54 miliar, Mei defisit USD19 juta, dan Juni defisit USD714 juta.
"Defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok mengalami penurunan. Jika dibandingkan, pada tahun 2019 lalu defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok mencapai USD9,2 miliar, sementara tahun ini sebesar USD5,31 miliar," ungkap dia.
Selain Tiongkok, neraca perdagangan Indonesia dengan Thailand juga mencatat defisit USD1,48 miliar atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu. Neraca dagang Indonesia dengan Australia defisit USD874 juta atau lebih rendah dari USD1,3 miliar di Januari-Juni 2019.
"Jadi kembali, kalau dilihat neraca perdagangan Juni ini menggembirakan karena ekspor tumbuh, impor tumbuh, dan ekspor tumbuh di semua sektor baik pertanian, industri pengolahan, maupun pertambangan. Mudah-mudahan ini menjadi sinyal positif untuk bulan berikutnya," pungkasnya.
"Dengan beberapa negara masih surplus, Januari-Juni masih surplus USD4,76 miliar dengan Amerika Serikat," kata Kepala BPS Suhariyanto dalam video conference di Jakarta, Rabu, 15 Juli 2020.
Tak cuma AS, Indonesia juga mencatat surplus neraca perdagangan dengan India sekitar USD3 miliar atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu sebesar USD3,57 miliar dan dengan Belanda USD1,05 miliar juga lebih rendah dari USD1,18 miliar di Januari-Juni 2019.
Dengan Tiongkok, neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit USD5,31 miliar. Pada kuartal I-2020, defisit dengan Negara Tirai Bambu tersebut sebeesar USD2,94 miliar, kemudian pada April defisit USD1,54 miliar, Mei defisit USD19 juta, dan Juni defisit USD714 juta.
"Defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok mengalami penurunan. Jika dibandingkan, pada tahun 2019 lalu defisit neraca perdagangan dengan Tiongkok mencapai USD9,2 miliar, sementara tahun ini sebesar USD5,31 miliar," ungkap dia.
Selain Tiongkok, neraca perdagangan Indonesia dengan Thailand juga mencatat defisit USD1,48 miliar atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu. Neraca dagang Indonesia dengan Australia defisit USD874 juta atau lebih rendah dari USD1,3 miliar di Januari-Juni 2019.
"Jadi kembali, kalau dilihat neraca perdagangan Juni ini menggembirakan karena ekspor tumbuh, impor tumbuh, dan ekspor tumbuh di semua sektor baik pertanian, industri pengolahan, maupun pertambangan. Mudah-mudahan ini menjadi sinyal positif untuk bulan berikutnya," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id