Hal tersebut dikatakannya karena beberapa data yang dikumpulkan saat ini tren produksi beras naik dan konsumsi beras cenderung menurun.
"Dari berbagai informasi yang saya kumpulkan ada kecenderungan produksi beras ini naik terus, walaupun naiknya landai. Kemudian konsumsi turun terus," kata Faisal dalam diskusi virtual Reformulasi Kebijakan Perberasan, Senin, 22 Maret 2021.
Selain itu, kinerja komoditas lain pengganti beras yang juga cenderung lebih sehat dan bergizi, serta aman bagi lingkungan juga terus mengalami perbaikan.
Konsumsi komoditas itu pun semakin besar seiring dengan meningkatnya middle class yang sudah memperbaiki tatanan konsumsi pangannya.
"Jadi kita sebenarnya potensinya (beras) surplus," ucapnya.
Oleh karena itu, Faisal mengungkapkan sangat ironi jika pemerintah memaksa untuk tetap membuka keran impor beras di saat seperti saat ini.
Ia pun menilai dengan pendataan yang lebih baik dan solid, dana untuk impor beras bisa dialokasikan untuk melakukan pengembangan dan modernisasi pertanian agar lebih produktif.
"Lagi-lagi saya terkejut dengan impor beras di tengah tren seperti ini. Jangan kita ulangi kesalahan-kesalahan di masa lalu," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News