Kerja sama ini didukung oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan (PPN) atau Bappenas dan diimplementasikan oleh Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH. Kerja sama ini akan memasuki tahun keempat dan terakhir pada Juni 2021.
ISED menggelar dialog forum 2020 guna memupuk keberlanjutan manfaat kerja sama antara seluruh mitra proyek melalui pendekatan bisnis inklusif di sektor pariwisata berkelanjutan di Lombok. Direktur Industri, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Bappenas Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo mengatakan keberlanjutan manfaat kerja sama ini ditingkatkan ke skala nasional dan kebijakan.
"Sebab pariwisata menjadi salah satu sektor pilihan dan andalan dalam pembangunan ekonomi yang paling layak dikembangkan," kata Leonardo, Jakarta, Senin, 9 November 2020.
Bisnis inklusif merupakan suatu pendekatan yang mengikutsertakan masyarakat yang berada di piramida ekonomi yang paling dasar dalam satu mata rantai usaha suatu perusahaan atau entitas usaha, baik sebagai pemasok, distributor, retailer, dan konsumen. Tujuannya untuk meningkatkan ekonomi bagi kedua belah pihak baik masyarakat maupun perusahaan.
Principal Advisor Project ISED, Ruly Marianti, mengatakan seluruh kerja sama dalam proyek ISED diimplementasikan dengan melibatkan sejumlah pemangku kepentingan yang datang dari sektor swasta, publik serta akademisi guna memastikan hasil capaian yang maksimal.
"Proyek ISED berupaya menghadapi tantangan dari sisi permintaan (demand side) dengan bekerja secara erat dengan mitra dari sektor swasta,” ujar Ruly.
Adapun sejumlah kegiatan proyek ISED yang menggunakan pendekatan bisnis inklusif di sektor pariwisata berkelanjutan bersama mitra swasta dapat ditemui dalam bentuk wisata kebugaran bersama Martha Tilaar Group; membuka peluang kegiatan wisata dan tujuan wisata bersama Panorama Group dan Wise Steps Travel; mengembangkan potensi kopi bersama Indonesia Coffee Academy (ICA) di bawah naungan Anomali Group; pembelajaran praktik pertanian kopi yang baik bersama Sustainable Coffee Platform Indonesia (SCOPI); mengembangkan potensi lokal kuliner Lombok bersama Generasi Baru Dapur Indonesia (GBDI); serta mengembangkan potensi tujuan wisata yang ramah lingkungan bersama di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika bersama Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).
Adapun salah satu desa yang mendapatkan manfaat dari kerja sama ini yaitu Desa Bilebante. Ketua Desa Wisata Hijau Bilebante Pahrul Azim mengatakan Desa Bilebante sangat terbantu dengan implementasi proyek kerja sama bilateral antara Indonesia-Jerman. Ia mengakui, dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan dapat dirasakan oleh masyarakat desa, antara lain pengembangan keterampilan yang berujung pada perbaikan pendapatan keluarga.
"Masih banyak pekerjaan rumah yang menanti Desa Bilebante agar lebih berkembang lagi, tapi kami optimistis dengan keberlanjutan kerja sama yang sudah terjalin," jelas Pahrul.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News