Ibukota baru. Foto : Kementerian PUPR.
Ibukota baru. Foto : Kementerian PUPR.

10 Konglomerat Masuk IKN, Ini Gurita Bisnis di Belakangnya

Arif Wicaksono • 24 September 2023 19:54
Jakarta: Investor domestik mulai tertarik berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN). Ketertarikan ini bahkan melibatkan 10 pengusaha papan atas dengan nilai mencapai Rp20 triliun.
 
Menariknya, 10 pengusaha taipan ini memilki beragam bisnis dengan posisi sebagai market leader di sektornya. Masuknya mereka merupakan sinyal positif proyek raksasa dan ambisius dari Pemerintahan Joko Widodo yang diharapkan akan menarik perhatian pengusaha lainnya.
 
Medcom merangkum 10 konglomerat Indonesia yang akan berinvestasi di IKN dari berbagai sumber. Berikut rangkumannya:
 

1. Aguan

Sugianto Kusuma alias Aguan merupakan pendiri dari perusahaan pengembang Agung Sedayu Group. Melansir dari situs resmi perseroan, Agung Sedayu Group adalah pengembang properti yang berbasis di Jakarta dan telah berdiri sejak 1971. Perusahaan ini berspesialisasi dalam solusi one-stop living dan bisnis yang menyatukan kemudahan dan kenyamanan untuk gaya hidup modern yang ideal.
Agung Sedayu Group milik Aguan Sugianto memiliki lima segmen bisnis properti. Mulai dari city & township, high rise building, hotel & resort, mall, dan commercial.
 
Agung Sedayu memiliki berbagai segmen bisnis, seperti pengembangan kota, gedung bertingkat tinggi, hotel dan resort, mall, serta proyek komersial lainnya. Agung Sedayu Group memiliki beberapa proyek beken seperti kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Puri Mansion, Senayan Golf Residance, District 8, Senayan Residence, Kelapa Gading Square, Harris Puri, Mall of Indonesia, Ashta District hingga The Dharmawangsa Square.
 

2. Franky Wijaya

Franky Widjaja merupakan putra dari konglomerat pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja, yang meninggal pada Januari 2019 di usia 95 tahun. Franky Widjaja menjalankan perusahaan raksasa minyak kelapa sawit Golden Agri-Resources, sementara putranya Oei Hong Leong mengelola investasinya sendiri dari Singapura.
 
Franky yang juga menjalankan Grup Sinar Mas yang memiliki fokus tujuh pilar, yaitu industri kertas (pulp and paper), agribisnis kelapa sawit, bank dan asuransi, properti, energi dan pertambangan, telekomunikasi, dan sektor kesehatan melalui Eka Hospital.
 
Sinar Mas memiliki berbagai bisnis yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA), PT Smartfren Telecom Tbk (FREN), PT Bumi Serpong Damai Tbk PT (BSDE), dan Golden Energy Mines Tbk GEMS).  Selain itu, Franky juga memiliki saham di PT Bumi Resources Tbk (BUMI).
 
Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Realisasi Perbaikan Jalan Daerah Penopang IKN
 

3. Anthony Salim

Anthony Salim, dikabarkan akan ikut berinvestasi dan menanamkan modalnya untuk pembangunan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN). Dia merupakan putra dari pengusaha sekaligus pendiri Salim Group, Sudono Salim. Pemilik nama Liem Hong Sien ini lahir pada 25 Oktober 1949 di Kudus, Jawa Tengah.
 
Anak bungsu dari pasangan Sudono Salim dan Lie Las Niao itu juga mewarisi bisnis sang ayah, Salim Group, yang perusahaannya bergerak di berbagai bidang industri.
 
Salim Grup dengan grup Indomobil melantai di BEI dengan lini usaha PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS), PT Indomobil Multi Jasa Tbk (IMJS), dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP). Anthony Salim juga dikabarkan mulai masuk di saham PT Darma Henwa Tbk (DEWA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) dengan menggunakan perusahaan non-afiliasi dengan Indomobil grup.
 

4. Pui Sudiarto


Pui Sudarto merupakan pendiri PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi atau Pulauintan yang dibentuk pada 30 Juli 1990. Mengutip berbagai sumber, Pui juga merupakan seorang pengusaha sukses di bidang tekstil, manajemen properti, kesehatan, serta jasa kebersihan, dan pengamanan.
 
Berasal dari keluarga sederhana, Pui merupakan keturunan Tiongkok dan lahir di Singkawang, Kalimantan Barat. Ayah dan Ibunya yang bermigrasi ke Siingkawng bertahan hidup dari hasil bertani dan berdagang.
 
Pui merupakan lulusan Teknik Sipil Universitas Kristen Krida Wacana. Ilmu sarjananya dia gunakan untuk mengambil proyek kecil-kecilan seperti renovasi rumah. Seiring dengan berjalanya waktu dia membangun perusahaan konstruksi nasional, Pulau Intan. Nama Pulau Intan berasal dari marga keluarga Pui yang didirikan bersama Pulau Intan Baja dan Pulau Intan Lestari yang bergerak di bidang tekstil.
 

5. Prajogo Pangestu


Prajogo Pangestu pernah menempati peringkat ketujuh orang terkaya di Indonesia versi Forbes. Nilai kekayaan Prajogo per Desember 2022 ini tercatat sebesar USD4,9 miliar atau setara dengan Rp76 triliun.
 
Prajogo mulai meniti karier di PT Djajanti Group milik Sun On pada 1969. Berkat kerja kerasnya, tujuh tahun kemudian Prajogo mendapatkan jabatan general manager (GM) di pabrik Plywood Nusantara. Usai setahun berkarier, dia memberanikan diri membuka usaha sendiri. Mulanya, dia membeli CV Pacific Lumber Coy yang bermodalkan utang dari bank.
 
Perusahaan ini sukses dan membawa ke lantai bursa pasar modal Indonesia pada 1993 dan akhirnya berganti nama menjadi PT Barito Pacific pada 2007. Bisnisnya terus melesat hingga bekerja sama dengan anak-anak mantan Presiden Soeharto dan pengusaha lainnya.
 
Kekayaan Prajogo Pangestu menyentuh USD10,5 miliar yang bersumber dari bisnisnya di PT Barito Pacific Tbk, yakni perusahaan di sektor petrokimia dan energi. Prajogo memilki beberapa saham yang terdaftar yakni PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), serta anak usaha yang mau listing yakni PT Barito Renewables Energy (BREN).
 

6. Garibaldi Thohir


Garibaldi alias Boy Thohir adalah kakak dari Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir. Boy dikenal sebagai raja batu bara hingga tuan tanah. Ia merupakan Direktur Utama Adaro Group, yakni salah satu eksportir batu bara top di dunia. Boy juga pemilik tanah untuk kawasan industri hijau di Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
 
Boy Thohir juga memilki saham di beberapa perusahaan seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Trimegah Karya Pratama Tbk (TRIM), PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOMF) dan terbaru membeli saham PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) lewat TRIM.
 

7. Soeryadjaya


Soeryadjaya identik dengan Astra. PT Astra International didirikan oleh taipan bernama William Soeryadjaya alias Oom Willem pada 1957 lalu.
 
Namun, keluarga Soeryadjaya sudah bukan lagi pemilik saham pengendali Astra. Ini terjadi imbas kasus anak Oom Willem, yakni Edward Soeryadjaya yang terlilit utang pada krisis moneter lalu.
 
Anak sulung William itu punya usaha bernama Bank Summa yang menumpuk utang hingga menimbulkan kredit macet Rp1,2 triliun dan utang Rp500 miliar pada 1992. Akhirnya, Bank Summa dilikuidasi pemerintah pada akhir 1992.
 
Meski masalah terjadi di anak usaha putranya, William turun tangan dan menjual 100 juta saham Astra miliknya demi menolong Edward. Sejak saat itulah nama Soeryadjaya tak lagi bertengger di Astra International, William pun meninggal dunia pada 2010 lalu.
 
 
Baca Juga: Ini Daftar Insentif Pajak bagi Investor di IKN Nusantara
 

8. Eka Tjandranegara


Direktur Utama Mulia Group Eka Tjandranegara pemilik sejumlah gedung pencakar langit dan bangunan mewah di Indonesia, seperti Wisma Mulia berlantai 57, Mal Taman Anggrek, hingga Mulia Resort di Bali.
 
Mulia Group didirikan pada 1970 lalu oleh Eka bersama sang ayah Tjandra Kusuma, adiknya Gunawan Tjandra, dan sang kakak Djoko S Tjandra. Kakak Eka Tjandranegara itu terjerat kasus korupsi pada 1999 lalu atas pengalihan tagihan piutang Bank Bali dan Bank Umum Nasional Rp789 miliar. Dari pengalihan piutang ini, Djoko diklaim cuan Rp546,1 miliar.
 
PT Mulia Industrindo Tbk (MLIA) meraih penjualan sebesar Rp2,3 triliun pada semester I-2023. MLIA juga meraih laba bersih sebesar Rp256 miliar.
 

9. Kuncoro Wibowo


Kuncoro sukses membuka mendirikan Kawan Lama Group yang bermula dari toko perkakas berukuran 3x3 meter milik ayahnya, Wong Jin, pada 1955 lalu. Toko perkakas itu dulu eksis di kawasan Glodok, Jakarta Pusat. Ia pun meneruskan bisnis sang ayah hingga menjadi besar dan membawa nama Ace Hardware AS ke indonesia.
 
PT Ace Hardware Tbk (ACES) sudah menjadi perusahaan ritel sukses di indonesia dengan penjualan pada Semester I 2023 sebesar Rp3,6 triliun. Laba bersihnya sebesar Rp304 miliar pada periode yang sama. Gerai ACES sudah mencapai 228 toko pada kuartal I-2023.
 

10. Djoko Susanto


Djoko Susanto adalah salah satu orang terkaya di Indonesia yang ikut membangun IKN. Bos Alfamart Group itu dikabarkan memilki harta hingga USD4,3 miliar.
 
Djoko sukses membuka 560 gerai warung kelontong yang tersebar di berbagai pasar tradisional. Keberhasilannya membuat Putera Sampoerna meliriknya untuk bekerja sama pada 1989 dan membuka 15 kios rokok di Jakarta.
 
Cikal bakal Alfamart muncul ketika berdiri Alfa Toko Gudang Rabat yang merupakan toko grosir yang berlokasi di gudang milik Sampoerna di Jalan Lodan, Jakarta Pusat. Alfamart pun kian berkembang pesat sehingga membangun bisnis ritel lain seperti Alfamidi dan Lawson. Kedua perusahaan dengan brand Alfa sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan memilki kapitalisasi pasar sebesar Rp121 triliun.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(SAW)



LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif