Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini menuturkan, melalui nota kesepahaman (MoU) dengan PT PRPP, pihaknya akan memasok listrik yang dibutuhkan GRR Tuban mulai dari pembangunan hingga beroperasi.
"Proyek GRR Tuban ini merupakan salah satu proyek strategis nasional. PLN mendukung tersedianya pasokan listrik dengan keandalan tinggi, berkualitas dan harga kompetitif," ujar Zulkifli, dikutip Senin, 27 September 2021.
PT PRPP merupakan perusahaan patungan antara PT Pertamina (Persero) dengan Rosneft Singapore Pte Ltd yang merupakan afiliasi perusahaan migas Rosneft asal Rusia. Dia menuturkan, PLN siap memenuhi berapa pun kebutuhan listrik di kilang minyak yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia ini. Dipaparkan bahwa saat ini, kelistrikan Jawa Bali memiliki daya mampu netto sekitar 38 gigawatt (GW) dengan beban puncak sekitar 26 GW.
"Setelah PLN ikut memasok listrik ke Blok Rokan dan dilanjutkan ke kilang GRR Tuban, Kami optimistis dapat terus menyediakan pasokan listrik bagi industri minyak dan gas nasional," jelasnya.
Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Djoko Priyono menjelaskan, keandalan pasokan listrik sangat dibutuhkan di kilang yang bakal memproduksi BBM sebesar 230 ribu barel per hari. Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 20 MW dari PLN sejak konstruksi dimulai pada kuartal III-2023.
Sedangkan, tahap commissioning yang ditargetkan pada kuartal II-2026, Pertamina membutuhkan pasokan listrik sebesar 50 MW. Ditargetkan pada kuartal I-2027, GRR Tuban sudah beroperasi penuh.
"Dengan beroperasi penuh Pertamina butuh pasokan daya sebesar 678 MW yang ini rencananya akan dipasok melalui kombinasi antara self power generation dan grid system milik PLN," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News