Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: MI/Abdullah
Menteri Perdagangan M Lutfi. Foto: MI/Abdullah

Mendag: Gara-gara PPKM, Ekspor Juli 2021 Turun

Husen Miftahudin • 22 Agustus 2021 11:12
Jakarta: Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi mengakui kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) darurat di awal Juli 2021 memberi pengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor. Kinerja ekspor Juli 2021 tercatat sebesar USD17,70 miliar, naik 29,32 persen jika dibandingkan dengan Juli 2020 year on year (yoy).
 
Meskipun mengalami kenaikan secara tahunan, namun angka ekspor Juli 2021 tersebut justru turun 4,53 persen month of month (mom), atau dibandingkan bulan sebelumnya. Pada periode Juli 2021, ekspor migas turun sebesar 19,55 persen dan nonmigas turun 3,46 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
 
"Pembatasan kegiatan telah mengakibatkan adanya keterbatasan aktivitas perekonomian mulai dari produksi hingga konsumsi yang tercermin pada penurunan keluaran sektor industri manufaktur, pesanan, dan kontraksi pada ekspor," ungkap Lutfi dalam siaran persnya, Minggu, 22 Agustus 2021.

Terbatasnya aktivitas perekonomian terindikasi dari angka IHS Markit Purchasing Manufacturing Index (PMI) Indonesia yang pada Juli 2021 turun menjadi 40,1. Kondisi ini menunjukkan bahwa telah terjadi kontraksi pada aktivitas industri.
 
Lutfi juga menyebut, secara kumulatif ekspor Januari-Juli 2021 tercatat sebesar USD120,57 miliar, naik 33,94 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya (yoy). Peningkatan tersebut dipengaruhi naiknya ekspor migas menjadi USD6,81 miliar atau sebesar 48,33 persen dan ekspor nonmigas menjadi USD113,77 miliar atau naik sebesar 33,17 persen.
 
Adapun produk yang mengalami penurunan ekspor pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu tembaga dan barang daripadanya (HS 74) yang mengalami penurunan sebesar 28,11 persen; kendaraan dan bagiannya (HS 87) turun 24,17 persen; besi dan baja (HS 72) turun 20,56 persen; mesin dan peralatan mekanis (HS 84) turun 20,41 persen; serta olahan daging dan ikan (HS 16) turun 16,62 persen.
 
Sedangkan produk ekspor nonmigas yang tercatat mengalami kenaikan jika dibandingkan bulan sebelumnya, di antaranya pupuk (HS 31) naik 42,34 persen (mom); lemak dan minyak hewan/nabati (HS 15) naik 32,42 persen; nikel dan barang daripadanya (HS 75) naik 27,76 persen; produk kimia (HS 38) naik 14,34 persen; olahan dari tepung (HS 19) naik 10,47 persen; serta pakaian dan aksesorisnya bukan rajutan (HS 62) naik 10,46 persen.
 
Lutfi melanjutkan bahwa kinerja ekspor Indonesia pada Juli 2021 mengalami pelemahan di beberapa kawasan bila dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor yang menunjukkan pelemahan signifikan, antara lain ke Asia Tengah yang turun 47,52 persen, disusul Karibia turun 29,16 persen, dan Asia Barat turun 27,60 persen.
 
Namun demikian, ekspor ke beberapa kawasan juga mengalami peningkatan bila dibandingkan bulan sebelumnya. Seperti di kawasan Afrika Selatan yang mengalami kenaikan sebesar 124,11 persen dan Afrika Timur naik 41,62 persen.
 
"Peningkatan ekspor nonmigas Indonesia ke beberapa kawasan Afrika menunjukkan bahwa kawasan tersebut merupakan pasar potensial bagi produk Indonesia yang perlu didorong pertumbuhannya," pungkas Lutfi.
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEV)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan