Ilustrasi. FOTO: MI/FAHRULLAH
Ilustrasi. FOTO: MI/FAHRULLAH

Tenang! Ini yang Dilakukan Kemendag untuk Jaga Stabilitas Harga Tahu-Tempe

Annisa ayu artanti • 13 Februari 2022 15:16
Jakarta: Pemerintah terus melakukan koordinasi dengan importir kedelai dan perajin tahu tempe untuk menjaga stabilitas harga kedelai nasional, terlebih menjelang bulan puasa dan Lebaran 2022.
 
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan mengatakan Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan stok kedelai nasional aman meski terjadi kenaikan harga kedelai yang signifikan selama dua minggu terakhir.
 
"Menyikapi harga kedelai dunia yang masih cukup tinggi, Kemendag bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup untuk memenuhi kebutuhan industri perajin tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022," kata oke, dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 13 Februari 2022.

Berdasarkan data Chicago Board of Trade (CBOT), harga kedelai pada minggu kedua Februari 2022 mencapai USD15,77  per bushels. Harga ini diperkirakan terus naik hingga Mei yang mencapai USD15,7 per bushels dan mulai turun pada Juli sebesar USD15,74  per bushels.
 
Kenaikan harga disinyalir akibat adanya kenaikan inflasi di negara produsen yang berdampak pada kenaikan harga masukan produksi, terjadi kekurangan tenaga kerja, dan kenaikan biaya sewa lahan. Selain itu, Oke menuturkan, kenaikan harga disebabkan oleh ketidakpastian cuaca di negara produsen yang mendorong petani kedelai menaikkan harga.
 
Sementara itu, total stok yang dimiliki Asosiasi Importir Kedelai Indonesia (Akindo) tercatat sebesar 300 ribu ton. Jumlah ini berasal dari stok awal Februari yang tercatat sebesar 160 ribu ton ditambah pemasukan pada pertengahan Februari sebesar 140 ribu ton.

Memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan

Jumlah tersebut diperkirakan cukup untuk memenuhi kebutuhan selama dua bulan ke depan (Februari-Maret 2022). Akindo berkomitmen untuk menjaga harga kedelai di tingkat importir sebesar Rp10.500-Rp11.500 per kg pada Februari 2022 dan akan ditinjau kembali setiap akhir bulan berdasarkan perkembangan harga kedelai dunia.
 
Hal ini dilakukan guna memberikan kepastian harga kedelai kepada perajin tempe dan tahu serta menjaga situasi kondusif di tengah ketidakpastian harga kedelai dunia. "Pemerintah berharap masyarakat memaklumi dan menerima kenaikan harga tempe dan tahu guna menjaga keberlangsungan usaha perajin tempe dan tahu serta pelaku usaha kedelai lainnya," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan