Penghematan tersebut berasal dari penurunan impor solar yang digantikan oleh pencampuran bahan bakar nabati berupa minyak kelapa sawit mulai dari B10 hingga B30.
"Penyaluran biodiesel sebesar 33,07 juta KL dengan penghematan devisa akibat tidak perlu impor bahan bakar minyak jenis minyak Solar sebesar Rp209,62 triliun," ujar Kepala BPDPKS Eddy Abdurrahman, dalam konferensi pers yang dipantau secara virtual, Selasa, 28 Desember 2021.
Dari penyaluran 33,07 juta KL tersebut, BPDPKS mengguyur insentif sebesar Rp110,05 triliun untuk menutupi selisih harga biodiesel dengan solar sejak lima tahun terakhir. Khusus 2021, lembaga tersebut mengeluarkan insentif sebesar Rp51,86 triliun untuk mendanai 9,18 juta KL biosolar
"BPDPKS dalam kaitan untuk insentif biodiesel menyalurkan dana Rp51,86 triliun untuk menutup selisih harga biodiesel untuk mendanai biodiesel sejumlah 9,18 juta kiloliter, khusus 2021," ungkap dia.
Di sisi lain, program insentif biodiesel yang diimplementasikan tersebut demi menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional, pengurangan emisi gas rumah kaca, serta penghematan devisa.
"Pemanfaatan biodiesel tersebut dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sekitar 49,45 juta ton CO2e," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News