Ilustrasi. Foto: dok Jasa Marga.
Ilustrasi. Foto: dok Jasa Marga.

SPBU Jual Harga Lama, Sulsel Minta Tambahan Kuota BBM

Lina Herlina • 04 September 2022 18:00
Makassar: Stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan, masih ada yang menjual Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan harga lama, meski pemerintah sudah mengumumkan kenaikan harga BBM jenis pertalite dan solar. Alasannya, karena mereka masih menjual stok BBM yang lama.
 
"Ini masih stok lama jadi masih harga lama juga. Nanti kalo stok baru masuk setelah harga naik, kata bos, harga juga menyesuaikan dengan harga baru," jelas petugas di salah satu SPBU di Jalan Sultan Alauddin, Kota Makassar, Sulsel, Minggu, 4 September 2022.
 
Terkait terjadinya kepanikan membeli BBM sebelum isu kenaikan harga, Gubernur Sulsel Andi Sudirman meminta aparat penegak hukum untuk memantau pihak-pihak yang memanfaatkan kondisi melakukan penimbunan BBM sebelum pengumuman kenaikan harga, dan dijual dengan harga baru setelah kenaikan harga BBM.

"Saya juga memastikan stok BBM, khususnya yang bersubsidi masih aman di Sulsel. Karena itu, masyarakat tidak perlu panik. Sulsel kuotanya masih cukup hingga Oktober dan ini lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain," ungkap Sudirman.
 
Meski demikian, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulawesi Selatan Andi Bakti Haruni mengatakan, konsumsi BBM cukup tinggi, sehingga Pemprov Sulsel memprediksi kuota BBM subsidi akan habis pada akhir Oktober atau awal November 2022.
 
Baca juga: Erick Thohir Minta Pertamina Jaga Pasokan dan Ketersediaan BBM

 
Karenanya Pemprov Sulsel pun mengajukan penambahan kuota BBM khususnya solar. "Dari pengamatan setiap bulan, BBM jenis solar yang disalurkan di Sulsel tingkat konsumsinya kurang lebih 50 ribu kilo liter per bulan," kata Bakti.
 
Menurutnya, April lalu, sebenarnya Pemprov Sulsel sudah meminta penambahan kuota solar sebanyak 75.873 kilo liter. Namun pemerintah pusat menolaknya dengan alasan kuota masih cukup.
 
"Tapi ini kita ajukan lagi penambahan kuota khusus untuk solar," lanjut Bakti yang enggan menyebut besaran tambahan yang akan diajukan kali ini.
 
"Yang penting terpenuhi, kami tidak bisa menyebutkan berapa karena harus dilihat juga tingkat konsumsinya. Kenapa minta kuota banyak sedangkan tingkat konsumsinya rendah. Yang penting dipenuhi kebutuhannya," tutupnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan