Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Medcom.id.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Foto: Medcom.id.

Kembali Naik, PMI Manufaktur di Level 51,3

Antara • 02 Agustus 2022 15:23
Jakarta: Aktivitas ekonomi domestik terus menunjukkan tren percepatan pemulihan yang tercermin dari Angka Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Juli 2022 kembali berada di level ekspansif 51,3, lebih tinggi jika dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 50,2.
 
"Tentu pencapaian ini tidak terlepas dari peran berbagai pihak dalam proses percepatan pemulihan aktivitas ekonomi pascapandemi covid-19, khususnya dalam mendorong peningkatan permintaan domestik dan mendukung kegiatan dunia usaha," ujar Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dikutip dari Antara, Selasa, 2 Agustus 2022.
 
baca juga: Kemenkeu: Pemulihan Domestik Faktor Utama Kinerja Manufaktur Positif

Level ekspansif PMI Indonesia telah tercatat sejak September 2021 atau selama 11 bulan beruntun, bahkan melampaui beberapa negara ASEAN lainnya seperti Vietnam (51,2), Filipina (50,8), Malaysia (50,6), dan Myanmar (46,5).
 
Menko Airlangga menuturkan kinerja impresif pada aktivitas sektor riil tersebut menjadi bukti ketahanan ekonomi domestik di tengah berbagai tantangan global yang terus berlangsung. Bahkan kinerja ini berhasil dicapai di tengah adanya potensi perlambatan pemulihan global.

Berdasarkan hasil survei, level ekspansi PMI manufaktur Indonesia mengalami laju peningkatan tertinggi sejak April 2022, umumnya karena ditopang permintaan domestik yang semakin solid.
 
Aktivitas sektor riil yang semakin bergeliat juga dikonfirmasi oleh Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) pada Triwulan II-2022. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 14,13 persen, lebih tinggi dari SBT Triwulan I-2022 sebesar 8,71 persen.
 
Selain itu menguatnya kapasitas output di berbagai sektor turut mendorong peningkatan nilai ekspor Indonesia. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia periode Januari-Juni 2022 bahkan telah mencapai USD 141,07 miliar atau tumbuh sebesar 37,11 persen (ctc).
 
Pencapaian di sisi ekspor tersebut menjadi penopang neraca perdagangan Indonesia yang secara konsisten telah mengalami surplus selama 26 bulan beruntun.
 
Menko Airlangga menegaskan pemerintah akan terus mendorong bangkitnya aktivitas produksi, khususnya pada sektor-sektor yang memiliki dampak pengganda yang besar.
 
"Selain itu, penyederhanaan berbagai regulasi juga terus diupayakan sebagai bentuk komitmen Pemerintah dalam meningkatkan kemudahan berusaha di Indonesia," katanya.
 
Tak hanya itu, berbagai indikator makroekonomi yang semakin membaik menjadikan Indonesia sebagai tujuan investasi berbagai negara. Hingga triwulan II-2022, realisasi investasi telah mencapai Rp302,2 triliun atau meningkat 35,5 persen (yoy), dan menciptakan lapangan kerja untuk sebanyak 320.534 Tenaga Kerja Indonesia.
 
Inflasi Indonesia juga masih relatif terjaga di tengah peningkatan inflasi signifikan di berbagai negara. Pada Juli 2022 inflasi tercatat sebesar 0,64 persen (mtm), 3,85 persen (ytd) dan 4,94 persen (yoy). Inflasi Juli terutama disumbang oleh kenaikan harga cabai merah, tarif angkutan udara, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan cabai rawit.
 
Selain itu, inflasi inti juga tercatat naik menjadi 2,86 persen (yoy), lebih tinggi dari sebelumnya sebesar 2,63 persen (yoy) yang menggambarkan bahwa fundamental ekonomi masih stabil.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SAW)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan