Ilustrasi. FOTO: dok Kementerian ESDM.
Ilustrasi. FOTO: dok Kementerian ESDM.

SKK Migas Lihat Peluang Emas dari Pemotongan Produksi Minyak OPEC

Insi Nantika Jelita • 17 Oktober 2022 19:16
Jakarta: Meski dunia dikejutkan dengan keputusan kelompok produsen minyak mentah dunia dan sekutu atau OPEC+ yang memangkas produksi dua juta barel minyak per hari, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menilai ada peluang baik yang bisa didapatkan untuk Indonesia, utamanya dari segi investasi hulu migas.
 
"Kalau buat Indonesia, khususnya di hulu migas akan bagus karena dengan demikian motivasi orang (investor) untuk berinvestasi akan lebih baik karena keekonomiannya lebih bagus," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat Konferensi Pers SKK Migas, Senin, 17 Oktober 2022.
 
Dengan ketegangan hubungan antara Arab Saudi dan Amerika Serikat atau negara lain seperti Rusia, Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan hal tersebut untuk menarik investor melirik investasi hulu migas. Ekspor minyak Rusia diperkirakan berkurang satu juta sampai tiga juta barel minyak per hari atau BOPD.

"Buat Indonesia akan bagus karena kita teman kedua-duanya, ke Amerika atau ke Arab Saudi kita teman. Kami tidak berada dalam konflik itu, oleh karenanya mestinya bagus karena jadi alternatif investasi dari para berbagai pihak," jelas Dwi.
 
Baca juga: SKK Migas 'Pasang Kuda-kuda' Hadapi Ancaman Krisis Ekonomi 2023

 
Diketahui, untuk menarik investasi hulu migas, pemerintah telah berupaya mengubah terms and condition  penawaran wilayah kerja migas menjadi menarik. Untuk wilayah kerja migas yang very low risk atau risiko sangat rendah, pemerintah menawarkan bagi hasil migas 80 persen untuk negara dan 20 persen untuk Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Sedangkan untuk gas, 75 persen bagian pemerintah dan 25 persen untuk KKKS.
 
"Tantangannya itu bagaimana kami berupaya meningkatkan transformasi sehingga bisa memperbaiki iklim investasi di Indonesia," tambah Dwi.
 
Namun demikian, pemangkasan produksi dua juta barel minyak per hari oleh OPEC plus akan berdampak pada beban subsidi bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri, karena Indonesia merupakan net importir minyak. Harga minyak dunia pun tertahan di level USD80 hingga USD90 per barel, yang mana seharusnya turun di bawah USD80 per barel.
 
"Kita lihat dampaknya adalah harga minyak masih akan relatif tinggi, harusnya sudah turun di bawah USD80 per barel. Ini menjadi costly, karena dengan harga crude yang lebih mahal," pungkasnya.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan