UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 7-10 Desember 2023 (Foto:Dok.BRI)
UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada 7-10 Desember 2023 (Foto:Dok.BRI)

UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023: Sinergi Bersama Diperlukan untuk Membawa UMKM Go Global

Patrick Pinaria • 21 Desember 2023 21:19
Jakarta: Masih terdapat banyak tantangan untuk membawa sektor UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro, go global. Sinergi bersama antara sektor swasta dan pemerintah juga antar lembaga diperlukan untuk mendorong kapasitas UMKM sehingga berdaya saing tinggi dan mampu berkompetisi di panggung global.
 
Hal itu dikemukakan oleh Presiden Direktur LPP-KUKM (SMESCO Indonesia) Leonard Theosabrata, dalam diskusi bertema “Ngobrol Pintar Brilianpreneur Eps.2” di sela-sela rangkaian kegiatan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta, Jumat, 8 Desember 2023.
 
Leo mengatakan, Indonesia memiliki sekitar 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang didominasi oleh segmen mikro dan ultra mikro. Segmen mikro dan ultra mikro mendominasi dengan persentase 95,5 persen.

Segmen mikro dan ultra mikro masih memiliki kebutuhan yang mendasar untuk dapat berkembang dan menaikkan kelas usahanya, yakni daya tahan. Kebutuhan untuk berdaya tahan tersebut mencakup supply yang baik, kestabilan harga, permintaan pasar yang stabil, juga pembiayaan yang murah dan mudah terjangkau.
 
Baca juga: 128 Tahun, BRI Hadir Dorong Inklusi Keuangan Hingga Pelosok Negeri

 
Dengan kebutuhan yang berbeda, penanganan untuk segmen usaha mikro dan ultramikro pun berbeda dibandingkan dengan kelas usaha di atasnya, yakni usaha kecil dan menengah.
 
“Itu harus bareng-bareng. Itu, semua instansi harus melakukan dan memang sudah menjadi tanggung jawab UMKM untuk naik kelas ini kan tersebar di 22 kementerian dan instansi/lembaga. Begitu juga antara sektor swasta dan pemerintah. Memang sudah dilakukan, tapi perlu skala yang lebih besar,” ujarnya.
 
Sementara itu, lanjutnya, para pelaku usaha di level kecil dan menengah relatif lebih berdaya tahan, sehingga kebutuhannya pun berbeda. Oleh karena itu, penanganannya pun berbeda. Jika penanganan segmen usaha mikro dan ultramikro lebih ke low touch untuk memenuhi kebutuhan mendasar mereka, yakni daya tahan. Adapun, penanganan segmen kecil dan menengah lebih high touch dengan kebutuhan yang lebih berkembang, seperti inkubasi.
 
Leo pun menunjukkan para pelaku UMKM yang berhasil masuk dan mengikuti gelaran BRILIANPRENEUR merupakan UMKM yang sudah terkurasi dan sudah mempunyai prestasi sehingga relatif lebih siap berkompetisi di pasar global. Namun, masih banyak UMKM lain yang masih berjuang untuk naik kelas, bahkan masih banyak pelaku usaha yang bekerja untuk besok.
 
“Segmen mikro dan ultra mikro mindset-nya yang penting ada off taker, ada yang beli. Apakah branding dan marketing sesuatu yang fundamental? Jawabannya antara yes and no. Kita harus meng-enabler mereka dengan tools yang benar, dan salah satu komponen yang paling penting dan sudah sering kita bahas di mana-mana adalah pembiayaan,” katanya.
 
UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023: Sinergi Bersama Diperlukan untuk Membawa UMKM Go Global
Presiden Joko Widodo membuka UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR pada Kamis, 7 Desember 2023 (Foto:Dok.BRI)
 
Menurut Leo, pembiayaan yang murah saja tidak cukup bagi para pelaku UMKM, khususnya di segmen mikro dan ultra mikro. Namun, mereka juga memerlukan pembiayaan yang mudah, artinya mudah diakses. Hal ini seiring dengan pola usaha segmen mikro dan ultramikro, yakni bekerja untuk besok.
 
“Kalau uang murahnya saja, tapi enggak mudah, ya enggak bisa. Yang mahal saja, tapi mudah dipakai kok. Karena kan teman-teman yang mikro mungkin butuh (pinjaman) cuma untuk sehari. Makanya banyak juga yang akhirnya pakai pinjol (pinjaman online),” ujarnya.
 
Di sisi lain, BRI sebagai bank pemberdaya UMKM terus menegaskan komitmennya untuk membawa sektor UMKM dan ultra mikro nasional naik kelas dan mampu terus berkembang secara berkelanjutan. Oleh karena itu, pembiayaan yang mudah dan cepat bagi pelaku UMKM merupakan salah satu concern utama BRI.
 
Direktur Utama BRI Sunarso menegaskan bahwa komitmen BRI untuk segmen UMKM dan ultra mikro juga ditegaskan lewat kehadiran Holding Ultra Mikro yang digerakkan BRI bersama-sama dengan PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
 
Holding Ultra Mikro tidak hanya menyediakan layanan pendanaan, melainkan juga membangun ekosistem yang kondusif untuk segmen usaha ultramikro berkembang sehingga dapat naik kelas menjadi usaha mikro, kemudian usaha kecil, dan usaha menengah. Oleh karena itu, pembinaan, pendampingan bisnis, peningkatan keterampilan, literasi digital, pemberdayaan, hingga perluasan akses pasar merupakan bagian dari program yang dijalankan oleh holding.
 
“Melayani dan memberdayakan UMKM bukan hanya soal bisnis, tapi yang lebih penting lagi adalah menghadirkan kesejahteraan sosial,” kata Sunarso.
 
Baca juga: Dinobatkan Sebagai ‘Maestro CEO of the Year’, Ini Sepak Terjang Dirut BRI Sunarso

 
Terkait BRILIANPRENEUR, program ini menjadi salah satu langkah konkret BRI sebagai lembaga keuangan yang turut bertanggung jawab memajukan UMKM Indonesia. Pada tahun ini untuk kelima kalinya BRI kembali menyelenggarakan pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR yang mengusung tema “Crafting Global Connection” atau merakit koneksi global.
 
Ajang UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana business matching antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri, sehingga diharapkan mampu menumbuhkembangkan pelaku UMKM dan meningkatkan ekspor nasional. Pada tahun ini BRI mengajak 700 UMKM terkurasi untuk tampil di pameran tersebut.
 
Acara yang dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo pada Kamis, 7 Desember 2023 tersebut, resmi ditutup pada Minggu, 10 Desember 2023 oleh Direktur Utama BRI Sunarso. Acara tersebut tahun ini berhasil mencatatkan dealing commitment melalui business matching senilai USD81,3 juta atau setara Rp1,26 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per USD).
 
Nilai tersebut tercapai setalah dilakukan sebanyak 243 business matching. Adapun target awal yang disasar sebesar USD80 Juta. Business matching tersebut dilakukan oleh 86 buyers yang berasal dari 30 negara. Target awal 80 buyers dari 25 negara. Negara-negara asal buyers tersebut di antaranya Australia, Kanada, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab.
 
Nilai dealing commitment melalui business matching tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada 2019, nilai business matching mencapai sebesar USD33,5 juta, naik pada 2020 menjadi USD57,5 juta, dan pada 2021 kembali meningkat menjadi USD72,1 juta. Sedangkan pada 2022 nilainya menembus USD76,7 juta.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)


BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan