"Tentunya, ini menjadikan harapan baru pengembangan energi penyimpanan sumber data listrik di masa yang akan datang. Besar harapan ke depan, Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang mandiri energi," kata Luhut dalam webinar peran TKDN ketenagalistrikan dalam pembangunan nasional, Rabu, 24 Februari 2021.
Dengan ketersediaan sumber energi ramah lingkungan tersebut, lanjutnya, Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Apalagi energi fosil menjadi penyumbang polusi terbesar dan berdampak pada keuangan negara.
"Banyak negara di dunia tengah berlomba-lomba mewujudkan energi bersih (clean energy) di negerinya masing-masing," ungkapnya.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi EBT untuk pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 417,8 gigawatt (GW). Namun, pemanfaatannya baru mencapai 10,4 GW atau 2,5 persen dari potensi tersebut.
Potensi EBT terbesar yakni tenaga surya yakni sekitar 208 GW, disusul dengan tenaga air 78 GW, bayu atau angin 61 GW, bioenergi 33 GW, panas bumi 24 GW dan samudera atau laut 18 GW.
Dengan ketersediaan sumber energi ramah lingkungan tersebut, lanjutnya, Indonesia tidak akan lagi bergantung pada impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Apalagi energi fosil menjadi penyumbang polusi terbesar dan berdampak pada keuangan negara.
"Banyak negara di dunia tengah berlomba-lomba mewujudkan energi bersih (clean energy) di negerinya masing-masing," ungkapnya.
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Indonesia memiliki potensi EBT untuk pembangkit listrik dengan kapasitas mencapai 417,8 gigawatt (GW). Namun, pemanfaatannya baru mencapai 10,4 GW atau 2,5 persen dari potensi tersebut.
Potensi EBT terbesar yakni tenaga surya yakni sekitar 208 GW, disusul dengan tenaga air 78 GW, bayu atau angin 61 GW, bioenergi 33 GW, panas bumi 24 GW dan samudera atau laut 18 GW.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News