Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan, manfaat dari pembentukan subholding adalah untuk memberikan solusi terintegrasi bagi mitra usaha dan pelanggan dari masing-masing perusahaan yang tergabung dalam subholding sarana infrastruktur Krakatau Steel.
"Masing-masing perusahaan dari subholding ini sudah memiliki existing customer, baik perusahaan domestik maupun multinasional seperti Semen Indonesia, Holcim, Pupuk Indonesia, Posco, Nippon Steel, PT Timah, Asahimas, Lotte Chemical, Chandra Asri, Indofood, Charoen Pokphand, JAPFA, Astra Internasional, Indonesia Power, dan masih banyak lainnya," kata Silmy dalam keterangan tertulis, Selasa, 6 April 2021.
Silmy menambahkan, pembentukan subholding ini juga dalam rangka kelanjutan transformasi Krakatau Steel dan Group dalam mendorong pengelolaan anak usaha lebih maksimal, dapat berkembang lebih cepat, dan efisien sehingga pada akhirnya memberikan return yang lebih baik kepada pemegang saham.
Adapun anak-anak usaha Krakatau Steel yang dimaksud adalah PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), dan PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC).
"Keempat anak perusahaan yang akan tergabung dalam subholding sarana infrastruktur Krakatau Steel selama ini memiliki kinerja yang sangat baik dan subholding ini nantinya yang kami persiapkan untuk melantai di bursa," imbuhnya.
Berdasarkan catatan KRAS kinerja keempat anak perusahaan itu cukup baik. Mereka mencatatkan penjualan sebesar Rp2,4 triliun dengan laba bersih sebesar Rp420 miliar di tahun 2020. Subholding sarana infrastruktur juga telah mendapatkan dukungan dari Kementerian BUMN karena perusahaan ini menjadi salah satu portofolio BUMN yang ditawarkan kepada Indonesia Investment Authority (INA).
"Kami sedang memproses pembentukan subholding ini, ditargetkan akhir Mei 2021 bisa terbentuk," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News