Banyuasin: Kelompok Mitra Tani di Desa Mukti Jaya, Kecamatan Muara Telang, Banyuasin, Palembang, melakukan panen raya bersama PT Wilmar Padi Indonesia (WPI). Panen perdana tersebut terbilang sukses karena kelompok tani mampu meningkatkan produktivitas pertanian secara signifikan.
Kemitraan tersebut merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi antara perusahaan dengan petani yang menjadi kunci peningkatan produktivitas dan solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satu contohnya adalah program Farmer Engagement Program (FEP) yang dilakukan PT Wilmar Padi Indonesia.
Menurut Ketua Kelompok Mitra Tani Nastain, produksi panen musim tanam kali ini sangat memuaskan. Kelompoknya memperoleh 100 karung per hektare (ha) atau 7,5 ton gabah dari 78 ha sawah.
Padahal tahun lalu, aku dia, kelompoknya hanya menghasilkan 60 karung per ha. Lahan tersebut dikelola oleh 30 anggota kelompok tani.
"Selama musim tanam memang ada tantangan, tapi kami berusaha menerapkan arahan dari pendamping, seperti pemupukan, benih unggul, dan pencegahan hama," tutur Nastain di sela panen raya di Desa Mukti Jaya, dikutip dari siaran pers, Kamis, 1 Februari 2024.
Tidak hanya produksi, kelompok tani mitra juga mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200, yang berarti mereka dapat menanam dua kali setahun. Artinya, petani dapat meningkatkan produksinya tanpa penambahan luas lahan.
Nastain mengatakan, dengan hasil tersebut, petani kian percaya diri dapat meningkatkan kesejahteraannya. "Kami berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut," kata dia.
Kemitraan tersebut merupakan salah satu bentuk nyata kolaborasi antara perusahaan dengan petani yang menjadi kunci peningkatan produktivitas dan solusi untuk meningkatkan produksi pangan nasional. Salah satu contohnya adalah program Farmer Engagement Program (FEP) yang dilakukan PT Wilmar Padi Indonesia.
Menurut Ketua Kelompok Mitra Tani Nastain, produksi panen musim tanam kali ini sangat memuaskan. Kelompoknya memperoleh 100 karung per hektare (ha) atau 7,5 ton gabah dari 78 ha sawah.
Padahal tahun lalu, aku dia, kelompoknya hanya menghasilkan 60 karung per ha. Lahan tersebut dikelola oleh 30 anggota kelompok tani.
"Selama musim tanam memang ada tantangan, tapi kami berusaha menerapkan arahan dari pendamping, seperti pemupukan, benih unggul, dan pencegahan hama," tutur Nastain di sela panen raya di Desa Mukti Jaya, dikutip dari siaran pers, Kamis, 1 Februari 2024.
Tidak hanya produksi, kelompok tani mitra juga mampu meningkatkan indeks pertanaman (IP) dari 100 menjadi 200, yang berarti mereka dapat menanam dua kali setahun. Artinya, petani dapat meningkatkan produksinya tanpa penambahan luas lahan.
Nastain mengatakan, dengan hasil tersebut, petani kian percaya diri dapat meningkatkan kesejahteraannya. "Kami berharap kemitraan ini dapat terus berlanjut," kata dia.
Baca juga: Bisnis Industri Suplai Pertanian Bakal Raup Cuan di Tengah Berakhirnya Kemarau Panjang |
Petani antusias promosi program
Dalam kesempatan itu, Rice Business Head WPI Saronto mengatakan keberhasilan kemitraan di Muara Telang tidak lepas dari peran petani yang turut mempromosikan program itu. Dimulai awal 2023, kemitraan di daerah tersebut hanya diikuti oleh satu kelompok dengan luas lahan 23 ha.
Hingga kini, luas lahan yang dikerjasamakan melalui FEP di Banyuasin telah mencapai 2.200 ha dan 1.005 ha diantaranya ada di Muara Telang. "Kami berharap panen perdana ini dapat berlanjut ke panen-panen berikutnya," tutur Saronto.
Dia berharap, luas lahan yang dikerjasamakan dalam FEP di Muara Telang tahun ini dapat meningkat menjadi 2.000 ha. Adapun realisasi FEP tahun lalu di daerah tersebut seluas 1.500 ha.
Saronto menambahkan, tujuan utama kemitraan tersebut adalah meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian. Selain itu, Program tersebut juga menggandeng pemerintah kabupaten dan desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News