Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani menyampaikan transformasi yang telah dilakukan PTPN Group selama tiga tahun terakhir memberikan peningkatan kinerja perusahaan yang signifikan.
Salah satu keberhasilan tersebut tercermin dari kemampuan perseroan untuk mengompensasi kerugian yang dialami dalam periode lima tahun sebelumnya.
"Kerugian yang ditimbulkan di 2015-2020 mampu dikompensasi dengan keuntungan tiga tahun terakhir. Pemenuhan ke kreditur pun terus berjalan," ujar Ghani, dalam acara Ngobrol Pagi Seputar BUMN (Ngopi BUMN) di Synergy Lounge, Gedung Kementerian BUMN, dikutip Jumat, 27 Oktober 2023.
Menurut Ghani, salah satu faktor penjunjang keberhasilan tersebut adalah adanya peningkatan kinerja operasional kelapa sawit sebagai salah satu komoditas utama PTPN Group.
Sementara di tahun ini, lanjut Ghani, produktivitas tandan buah segar (TBS) tercapai sebesar 22,12 ton per hektare, atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 21,69 ton per hektare. Peningkatan juga terjadi terhadap Crude Palm Oil (CPO).
"Di tahun ini produktivitas CPO sekitar 5,13 ton per hektare. Sementara di tahun sebelumnya 4,96 ton per hektare," ujar Ghani.
Baca juga: Lampaui Target, PTPN III Cetak Laba Rp6,02 Triliun |
Tumbuh berkelanjutan
Menurut dia, dengan berbagai inisiatif strategi dan transformasi ini, Ghani optimis PTPN Group akan terus tumbuh berkelanjutan di masa mendatang.
"Tentunya dukungan dan dorongan dari Kementerian BUMN serta stakeholders terkait akan semakin menguatkan peran PTPN Group sebagai perusahaan perkebunan terbesar di dunia," ungkap Ghani.
Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan transformasi dan aksi-aksi korporasi yang dilakukan PTPN Group, adalah salah satu bagian dari 88 proyek yang dikerjakan Kementerian BUMN di bawah kepemimpinan Erick Thohir.
"Dari seluruh target project, tahun sudah selesai sekitar 90 persen, sehingga kita optimistis seluruh project strategis itu bisa kita selesaikan," ujar dia.
Arya mengatakan, berkat berbagai upaya yang telah dilakukan, Kementerian BUMN tahun lalu mencatatkan dividen terbesar sepenjang sejarah, yakni sekitar Rp80 triliun kepada negara. Sementara tahun depan ditargetkan sekitar Rp84,5 triliun.
"Tentunya ini adalah hasil dari sebuah konsolidasi dan transformasi selama empat tahun," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News