Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi
Ilustrasi. Foto: MI/Adam Dwi

Tahun Ini Pasar Modal RI Bakal Cuan, Biar Nggak Nyesel Investor Diminta Gercep

Annisa ayu artanti • 09 Januari 2024 13:02
Jakarta: PT BNI Asset Management optimistis pasar modal di Indonesia pada 2024 ini akan mencatatkan capaian yang positif. Pasalnya, akan ada banyak sentimen positif yang mendukung arah pasar modal Indonesia di tahun ini.
 
Direktur Investasi BNI Asset Management Putut Endro Andanawarih menjelaskan, pasar modal masih menjadi salah satu channel yang paling potensial untuk memberikan return yang optimal dalam pengelolaan kekayaan.
 
Menurutnya, salah satu sentimen yang memengaruhi adalah penurunan suku bunga The Fed yang akan semakin mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia seiring dengan kembali masuknya relokasi dana ke negara berkembang seperti Indonesia.
 
Di samping itu, ekonomi Indonesia memiliki potensi kinerja yang sangat positif sehingga mampu memberi sentimen yang baik pada pasar modal.

"Jadi saya pikir investor jangan hanya menunggu, mulailah dari sekarang. Kita juga melihat setiap kali The Fed menurunkan suku bunga, itu implikasinya perbaikan kinerja, baik pasar modal, terutama pasar saham maupun obligasi di negara-negara berkembang seperti kita,” kata Putu dalam siaran pers, Selasa, 9 Januari 2024.
 
Baca juga: Pasar Modal Dorong Literasi Investasi

Putut menjelaskan, capaian pasar modal pada 2023 telah menjadi fondasi yang baik bagi pasar modal Indonesia untuk melaju lebih baik lagi pada tahun ini.
 
Hal ini akan membukakan kembali kesadaran para investor untuk tidak berpaling dari pasar modal Indonesia.

Pengaruh sentimen dalam negeri

Di samping itu, Putut melanjutkan, sentimen dari dalam negeri saat ini banyak dipengaruhi oleh pemilu yang juga menjadi katalis positif untuk market melaju lebih bagus lagi ke depannya.
 
"Justru kita memang jangan menunggu. Mulai dari sekarang harusnya menjadi momentum yang baik untuk menata ulang portofolio para investor untuk melakukan rebalancing portofolio ke kelas-kelas aset di pasar modal seperti saham maupun obligasi. Karena peluangnya ada di depan,” jelas dia.
 
Terkait dengan konflik geopolitik, Putut mengakui ada eskalasi kebijakan global yang mempengaruhi sentiment investasi ke depan. Namun, menurutnya hal ini justru menjadi kesempatan untuk mengoleksi aset-aset berkualitas dengan harga koreksi.
 
"Memang antisipasi memang perlu ada. Tapi belajar dari pengalaman, setelah ada koreksi maka akan ada reversal atau pembalikan. Nah ini memang kita perlu selalu ada di market dan belajar bagaimana menentukan posisi. Terlebih momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan itu ada," tutur dia.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ANN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan