Ilustrasi. Foto: MI
Ilustrasi. Foto: MI

Ada Ancaman Resesi Ekonomi Global, Indonesia Mesti Bersiap

Eko Nordiansyah • 30 Oktober 2022 20:17
Jakarta: Presiden Direktur PT Bank KEB Hana Indonesia Park Jong Jin menyebut, ekonomi global 2023 masih akan tertekan meski ada kelonggaran pada kebijakan pandemi covid-19 pada tahun ini. Adanya konflik geopolitik yang berkelanjutan dan pengetatan kebijakan moneter akan menyebabkan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
 
"Mungkin kita akan menghadapi krisis, namun jika dapat memahami dan menanggapi dengan tepat, kita akan dapat mengatasinya," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 30 Oktober 2022.
 
Oleh karena itu, ia mengatakan forum Hana Bank Economic Outlook 2023 dengan tema 'Potential Global Recession and its Impact to Indonesia' menjadi langkah penting perusahaan dan pemangku kepentingan lain untuk melihat berbagai tantangan ekonomi secara global ke depannya menjadi suatu kesempatan yang baik.

Pada kesempatan itu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan, pemerintah mengajak masyarakat untuk optimistis dalam memandang risiko dan ketidakpastian global. Karena selama delapan tahun terakhir, pemerintah bersama dengan masyarakat telah memupuk modal penting menciptakan pembangunan yang kondusif.
 
Hal ini tercermin dalam APBN 2023 yang memfokuskan kepada agenda-agenda utama yakni SDM unggul, produktif, dan inovatif; akselerasi pembangunan infrastruktur khususnya dalam bidang energi, pangan, konektivitas, dan ICT; efektivitas reformasi birokrasi; revitalisasi industri dengan hilirisasi yang semakin kuat; dan pengembangan pembangunan ekonomi hijau.
 
Menurut Febrio, di tengah ketidakpastian global, Indonesia masih terus mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2023 sebesar 5,3 persen. Karena itu, pemulihan ekonomi ke depannya mesti semakin kuat dan berkualitas.
 
"Pandemi covid-19 telah berdampak besar pada perekonomian global. Pergeseran risiko menjadi tantangan yang tidak kalah besarnya. Untuk itu, kami berharap Hana Bank Economic Outlook 2023 menjadi forum kondusif untuk melihat, menganalisis, memerhatikan peluang yang dapat diambil," ujar Febrio.
 
Sementara Ekonom Senior dari Universitas Indonesia Chatib Basri mengungkapkan bahwa resesi global tentu akan berpotensi memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia. Menurut dia, salah satu penyebab utama terjadi resesi global karena kenaikan suku bunga di Amerika Serikat (AS) yang baru diberlakukan belakangan ini.
 
Akibatnya, lanjut Febrio, ekonomi AS melambat dan secara langsung memperlambat laju perekonomian secara global. Salah satu yang terkena dampaknya adalah harga komoditas dan energi. Indonesia menjadi negara yang bergantung dengan dua sektor tersebut juga tentu merasakan dampaknya.
 
"Ketika Amerika Serikat mengalami resesi, tentu ini akan berpengaruh terhadap perekonomian di negara lain, termasuk ekonomi Indonesia juga akan mengalami perlambatan," kata Chatib.
 
Baca juga: Mempertahankan Pertumbuhan, Cara Indonesia Atasi Resesi

 
Ia menjelaskan, terpengaruhnya perekonomian Indonesia terhadap hal yang terjadi secara global setidaknya dari dua sisi. Dari sisi jalur perdagangan, resesi global akan mengakibatkan melambatnya ekspor Indonesia. Namun share ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia relatif kecil yakni sekitar 25 persen.
 
"Di samping itu, krisis geopolitik yang terjadi yaitu Perang Rusia-Ukraina, masih membuat harga batu bara relatif tinggi. Maka, Indonesia semakin tertolong karena dampak jalur perdagangan terhadap ekonomi negara relatif terbatas," ujar dia.
 
Sedangkan di jalur keuangan, Chatib melihat tekanan terhadap mata uang Rupiah akibat menguatnya Dollar AS yang terjadi karena pertumbuhan ekonomi AS relatif serta kenaikan bunga yang dilakukan oleh bank sentral The Fed. Ini akan berdampak kepada balance sheet effect seperti firms, profit repatriation, dan kenaikan suku bunga.
 
"Apakah Indonesia akan masuk dalam resesi? Cara terbaik untuk tidak terdampak pada global adalah untuk tidak terintegrasi pada global. Karena itu, dampak dari perlambatan ekonomi global tergantung seberapa terbuka ekonomi Indonesia," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(END)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan