Ilustrasi. Foto: dok MI.
Ilustrasi. Foto: dok MI.

Demi Ketahanan Pangan, Program Food Estate di Kalteng Perlu Dilanjutkan

Ade Hapsari Lestarini • 10 November 2022 22:48
Jakarta: Program lumbung pangan atau food estate, salah satunya di Kalimantan Tengah, harus dilanjutkan. Program tersebut penting sebagai pengganti penyusutan dan konversi lahan di Pulau Jawa.
 
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Muhammad Yadi Sofyan Noor mengatakan, program food estate diperlukan guna ketahanan pangan Tanah Air di masa depan.
 
"Masukan dari KTNA sebaiknya program food estate dilanjutkan. Program ini penting untuk ketahanan pangan Indonesia ke depan sebagai lumbung pangan dunia, juga membuka lapangan kerja dan kawasan ekonomi baru," kata Yadi, Kamis, 10 November 2022.

Yadi mengakui program lumbung pangan di Kalimantan Tengah masih membutuhkan perbaikan dalam pelaksanaannya, seperti tata ruang air dan kondisi tanah. "Sebagian masih dirapikan, termasuk irigasi. PH tanah juga masih asam, perlu pengapuran. Tapi ada juga yang sudah bagus dan bisa ditanami dengan hasil baik," tutur dia.
 
Baca juga: Dukung Program Food Estate, Luhut Kebut Pembangunan Taman Sains dan Herbal

Selain itu, lanjut Yadi, petani juga masih harus terus didorong untuk mengubah kebiasaan ritme tanam padi, dari yang hanya satu kali dalam setahun diharapkan menjadi lebih sering, yakni 2-3 kali dalam setahun.
 
"Kebiasaan petani di sana satu tahun hanya satu kali tanam. Jadi, kalau ada tanam kedua, apalagi ketiga, mereka enggan melakukannya. Makanya dengan adanya program food estate ini diharapkan mereka mau menanam serentak yang kedua. Sebagian sudah ada yang mau," jelas Yadi.
 
Sebelumnya, Ketua Kelompok Tani Sumber Rezeki Blanti Siam, Pulang Pisang, Kalimantan Tengah, Hartoyo mengakui program lumbung pangan di wilayahnya memberi banyak manfaat, termasuk dari sisi pendapatan.
 
"Jadi kemarin (sebelum ada food estate), padi basah istilahnya (gabah kering panen), belum ada yang beli. Nah, setelah ada food estate mulai ada yang beli. Itu senjak jalan transporrasi bagus. Petani mau jemur sendiri, mau dijual basah kan terserah petani," jelas Hartoyo.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AHL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan